Lihat ke Halaman Asli

Soal Sengman, Cerdas Dikit Donk!

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tiba-tiba saja nama Sengman muncul ke permukaan. Semalam saya sampai ternganga-nganga melihat perdebatan seru berjudul “Sengman” di acara Indonesia Lawyer Club. Terus terang saya agak sedikit ketinggalan. Saya hanya mendengar namanya saja, tapi tak jelas betul cerita sebenarnya. Jadilah pagi tadi browsing mencari tahu.

Dan, oh ternyata! Sengman adalah tokoh yang disebut putra bos Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ridwan Hakim dalam sidang “Kasus Sapi” Ahmad "pustun" Fatanah. Anak Hilmi Aminudin ini menyatakan ada orang dekat Presiden (SBY) yang dikenalnya bernama Sengman, membawa uang Rp.40 miliar milik PT Indoguna Utama (salah satu rekanan impor daging sapi).

Lantas saja nama Sengman pun melejit ke permukaan. Karena apa? Ya marilah cerdas dikit. Pastinya musuh-musuh SBY bertepuk tangan mendapat amunisi baru untuk ditembakkan. Ya tentu juga orang-orang PKS mulai bisa menyeringai seraya berkata, “belum tahu kita! Kita juga punya amunisi buat nemabk!”

Nah, belum lagi bicara esensi! Artinya, belum lagi terungkap siapa Sengman ini, apa perannya dalam “kasus sapi”, apa hubungannya sama SBY, dan apa hubungannya sama “kasus sapi”. Namun isu ada orang SBY di belakang “kasus Sapi” sudah duluan dipolitisasi. Biasa lah politik barbar (tak beretika) di Indonesia kan begini. Makanya, kita nya yang harus cerdas menyikapi ya!

Mari kita kupas, pihak Istana Kepresidenan mengakui bahwa Presiden SBY kenal Sengman dalam kapasitasnya sebagai pengusaha saat menjadi Panglima Kodam II/Sriwijaya. Tapi tidak benar jika disebutkan Sengman sekarang adalah utusan khusus presiden. Satu poin sudah terjawab.

Mengenai pemberitaan kedatangan Presiden SBY pada pernikahan anak Sengman, menurut Julian hal itu tidak perlu dibesar-besarkan. Presiden memang sering menghadiri undangan pernikahan. Dua poin terjawab.

Menurut Mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli, Sengman ini bisnisman yang pertama kali menyumbang SBY masuk politik. “Jadi deket banget,” kata Rizal.

So what? Mari kita baca Undang-undang Nomor 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, dikatakan bahwa capres dan cawapres diperbolehkan menerima sumbangan, baik dari individu maupun dari perusahaan.

Ada juga Undang-Undang (UU) Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik, yang membolehkan parpol menerima sumbangan dari individu dan perusahaan.

Nah, hubungan SBY dengan Sengman dan disebutnya nama Sengman dalam “kasus Sapi” adalah dua hal berbeda. Bahwa, Sengman menyumbang SBY itu sah-sah saja. Sedangkan perihal keterlibatan Sengman di “kasus Sapi” masih perlu dibuktikan secara hukum. Lalu, masih perlu pembuktian juga bahwa Sengman mewakili SBY dalam “kasus sapi”.

Makanya saya tekankan, marilah kita cerdas! Salah satu cara menyelamatkan diri dari jeratan “kasus Sapi” adalah dengan menyebut orang nomor 1 di Indonesia. Biar isu menjadi bias di media. Lalu teralihkanlah “kasus sapi” menjadi “kasus sengman.” Media akan ramai-ramai mencari hubungan Sengman dan SBY, padahal sejak awal kita tahu itu sia-sia.

Ayo kita fokus ke pemberantasan korupsi! Dan jelas-jelas telah terjadi korupsi impor daging sapi. Itu fokus utama orang cerdas!

Adapun soal Rizal Ramli, ah kita tahu siapa dia, kan? Tujuannya dari dulu kan emang mengkudeta SBY. Makanya, senang sekali dia punya amunisi untuk menyerang. Lumayan juga bisa eksis lagi di TV. Hehe…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline