Lihat ke Halaman Asli

Kata Ulil, Jokowi Kurang Etis!

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semalam, Minggu (15 Juni), acara televisi serasa istimewa buat saya. Selepas Magrib, saya terus berada di depan TV. Asyik juga rasanya ada banyak tontonan menarik. Yang pertama adalah MotoGP yang dimenangkan Marc Marquez.

Jam 8 malam dilanjut dengan debat capres yang menurut para pendukung Jokowi dimenangkan oleh Jokowi, dan menurut pendukung Prabowo dimenangkan oleh Prabowo. Subjektif sekali. Jadi percuma berbicara soal esensi! Makanya, mending bicara di luar esensi saja.

Lalu, selepas debat capres ada 3 pertandingan Piala Dunia sampai Senin pagi tadi. Kalau pertandingan-pertandingan itu jelas hasilnya. Tidak seperti debat capres.

Saya ulangi, karena sia-sia bicara objektif tentang esensi debat capres, maka saya lebih tertarik dengan hal-hal di luar esensi. Semisal soal “kartu” vs “bocor.” Katanya, ramai di sosmed, yang satu “sales kartu,” satunya lagi “sales aquaproof”…hihihi…ada-ada saja.

Ulil protes

Sikap fair ditunjukkan Ulil Abshar Abdalla, politisi Demokrat yang juga pentolan JIL (Jaringan Islam Liberal). Meski mendukung Jokowi di Pilpres 2014, Ulil menilai Prabowo unggul atas Jokowi dalam debat calon presiden semalam.

Berikut ini kicauan Ulil Abshar, Ketua DPP Partai Demokrat, melalui akun Twitter-nya, @ulil:

- Saya pilih Jokowi. Tp saya coba fair. "@mochadjir: Meskipun @ulil pilih #2 tapi tetap objektif, good. Saya pilih #1 ya .."

- Agak kecewa sedikit pd Jokowi saat jawab soal kontrak2 yg merugikan. Platform dia adalah 'ekonomi berdikari' tp jawabannya soal ini gamang.

- Kalau harus kasih skor, Prabowo sedikit unggul malam ini dari Jokowi.

- Kritik u/ Jokowi: Bertanya soal TPID, tanpa diberikan konteks dan penjelasan. Nadanya seperti mau menjebak. Kurang etis.

Baca selengkapnya di: http://www.rimanews.com/read/20140616/156320/tanggapan-debat-capres-prabowo-unggul-atas-jokowi-versi-ulil-abshar-abdalla

Setuju Ulil!

Untuk kali pertama saya setuju dengan Ulil. “Walaupun penasehat politik saya mengatakan tak boleh setuju dengan lawan, tapi saya akui jika apa yang dikatakan Ulil benar. Saya tidak akan ragu setuju dengan lawan kalau dia benar!”

Ada dua kesempatan Jokowi menggunakan singkatan. Pertama saat bertanya tentang DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus). Lalu singkatan berikutnya adalah TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah).

Saat Prabowo bertanya apa maksudnya TPID, Jokowi menjawab dengan perlahan (seperti dieja), seolah ingin mengolok-olok lawannya yang tidak tahu arti TPID. Nah, kejadian itu dinilai Ulil sebagai KURANG ETIS.

Seharusnya dijelaskan konteksnya dulu, seperti yang selalu dilakukan Prabowo setiap bertanya kepada Jokowi. Tak perlu main jebak, kayak anak sekolah saja main jebak. Percuma, rakyat malah akan menilainya sebagai cara yang tidak baik, tidak ksatria. “KURANG ETIS,” kata Ulil!

Begini kira-kira seharusnya

“Seperti kita ketahui Pak Prabowo, masalah inflasi di daerah ditangani oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang diketuai oleh menko perekonomian. TPID ini penting keberadaannya untuk mengatasi inflasi anggaran di daerah. Bagaimana menurut Bapak? Apakah kebijakan Bapak perihal TPID ini ke depan?”

Ulil nampaknya juga ingin mengkritik tim penasehat Jokowi yang sepertinya mengarahkan pertanyaan itu. Tak perlu main jebak. “KURANG ETIS,” kata Ulil!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline