Lihat ke Halaman Asli

Selalu Saja Ada Pihak yang Bisa Disalahkan

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika ternyata Jokowi-JK kalah di pilpres, maka KPU melakukan kesalahan. Jika ternyata Jokowi-JK kalah di MK, maka MK melakukan kesalahan. Saat RUU Pilkada diputus via DPRD, SBY lah yang salah. Saat paripurna pemilihan pimpinan DPR RI kalah, Ceu Popong-lah yang salah. Jika nanti pemerintahan lima tahun ke depan tidak maksimal, DPR yang salah.

Membuat alibi dan menyalahkan orang lain itu pekerjaan yang sangat mudah. Tidak diperlukan tenaga dan atau pikiran yang berlebih. Maka, katanya yang suka membuat alibi dan menyalahkan pihak lain itu orang malas dan tidak bertanggung jawab. Pasalnya, ia tidak mau repot-repot bertanggung jawab, cukup menyalahkan pihak lain.

Jokowi tak sama dengan SBY yang gagal (?)

Direktur Eksekutif Pusaka Trisakti, Fahmi Habsyi yang juga inisiator Projo (Pro Jokowi) mengatakan jika ke depan dalam menjalankan program pemerintahan Jokowi-JK tidak maksimal, publik memahami dan menilainya bijak karena menghadapi sandungan, sengaja diganjal oleh parlemenyang telah menyiapkan agenda, membalas untuk menebus kekalahan pilpres kemarin. Sebuah ALIBI sudah dibuat.

Sebelumnya, saat pemilihan pimpinan DPR RI, Puan Maharani dan beberapa petinggi Koalisi Indonesia Hebat (KIH) membuat alibi lainnya. “Kami menyatakan tidak bertanggung jawab atas pemilihan pimpinan DPR RI ini!” Demikian, jadi nanti mereka bisa berkata, kan sudah saya bilang kami tidak bertanggung jawab. itu salah mereka, Koalisi Merah Putih (KMP)!

Kembali ke Fahmi Habsyi, ia kemudian membuat penilaian pada Presiden SBY. Katanya, SBY dan Demokrat di ujung pemerintahan dipenuhi kegagalan. Ia mencontohkan, dolar yang melambung, defisit anggaran, hak-hak politik rakyat dikebiri,serta maraknya korupsi lingkaran terdekatnya.

Publik menilainya, sambung Fahmi mengatasnamakan publik (publik yang mana?), memang SBY gagal membawa Indonesia maju, berkualitas dan demokratis. Karena sudah menguasai parlemen dan eksekutif di periode lalu, tetap tidak mampu juga mengelola negara selama 10 tahun dan semakin jauh dari harapan reformasi.

Gampang saja melihat penilaian ini, berarti Fahmi (entah siapa dia) ini, merasa lebih hebat dari SBY dan merasa bisa melakukan lebih baik dari SBY. Bagusnya dia menggantikan Jokowi saja menjadi presiden, pengen tahu saya apakah dia bisa sehebat seperti koar-nya!

Habsyi sang maha tahu

Hebatnya Habsyi lagi, ia seorang yang sangat mengenal Tuhan dan tahu benar apa kehendak alam. Menurut dia, alam dan Tuhan selalu menolong Jokowi-JK. Lanjut dia, Tuhan dan rakyat juga telah bersatu membela Jokowi-JK. Fantastis sekali Habsyi ini!

"Pengalaman saya melihat proses pencapresan Jokowi sejak Desember diinternal PDIP, black campaign yang ganas, hingga survei anjlok detik terakhir jelang pilpres. Alam dan Tuhan selalu menolong Jokowi-JK. Tidak usah khawatir,niat baik, maka Tuhan danrakyat akan bersatu," ujar Habsyi seperti dikutip dari tribunnews.com.

Baca selengkapnya: http://www.tribunnews.com/nasional/2014/10/02/alam-dan-tuhan-selalu-menolong-jokowi-jk

Ya, Allah…ampuni segala dosa dan kekhilafan kami sebagai bangsa!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline