Lihat ke Halaman Asli

Mobil Nasional, Bukan Mobil Negara seperti Timor!

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mari kita beralih dari meributkan soal “mobnas”-nya AM Hendropriyono, ke masalah bangsa yang lebih penting, salah satunya soal kisruh KPK-Polri. Tak ada gunanya meributkan soal “mobnas”-nya Hendropriyono, hanya menghabiskan energi saja. Lebih baik fokus untuk mencermati dan mengawal agar proses menyelamatkan KPK dan pembersihan Polri dari oknum-oknum tak baik, berjalan sesuai trek-nya.

Tetapi sebelumnya, marilah dulu kita clear-kan soal “mobnas Proton” ini. Baik Presiden Jokowi, Hendropriyono dan Menteri Perindustrian Saleh Husin sudah membantah bahwa deal antara perusahaannya Hendropriyono dan Proton adalah B to B, swasta dengan swasta. Jadi kerjasama di antara mereka takkan melibatkan APBN alias duit negara!

Mengapa disebut “…Indonesia National Car” seperti tertulis di spanduk saat penandatanganan perjanjian, rupanya itu klaim saja. Maksudnya ya mau membuat mobil asli Indonesia, buatan anak bangsa (nation).

Mungkin juga agar lebih menjual, biasa lah promo. Termasuk dihadiri Jokowi juga mungkin sekali alasannya itu. Semacam value added yang ingin dicitrakan oleh Hendropriyono cs. Yang pasti, sekali lagi, tak ada uang negara dipakai seperti (mobnas) Timor dulu!

Satu-satunya masalah adalah begitu spesialnya Hendropriyono

Ya, satu-satunya masalah (seperti dipandang sebagian orang) adalah begitu spesialnya Hendropriyono sampai-sampai penandatanganan B to B-nya dihadiri baik oleh Presiden Jokowi maupun PM Najib. Lalu orang menghubung-hubungkan dengan kenyataan bahwa Hendropriyono sangat “berjasa” bagi Jokowi dan Jokowi sedang membalas budi. Katakanlah demikian dan sepertinya memang hanya sebatas itu.

Itulah mengapa Jokowi lalu membantah bahwa, “kalau bicara mobil nasional, tentu saja Esemka!” Demikian kata Jokowi. Jokowi juga mengatakan, sejauh ini belum ada rencana untuk lebih fokus mengembangkan mobil nasional. "Belum berpikir sejauh ini (pengembangan mobil nasional). Tetapi yang jelas, kalau namanya mobil nasional, itu brand dan prinsipalnya itu Indonesia," tegasnya.

Hal senada juga dinyatakan Hendropriyono. Menurut Hendropriyono, yang mengundang Jokowi hadir dalam proses penandatanganan deal perusahaannya adalah PM Najib dan pihak Proton, bukan dirinya. Bagi Hendro, ini pekerjaan para demagog alias penghasut yang tak suka dirinya sehingga menjelek-jelekkan Presiden Jokowi.

Tak ada duit negara dipakai

Itu bagi saya yang terpenting! Tidak seperti mobnas Timor dan Maleo misalnya yang jelas-jelas menggunakan uang negara, bisnis Hendropriyono ini tak melibatkan uang negara. Jika memang mobil nasional akan dikembangkan, tentunya pemerintah Jokowi harus memikirkan budgeting-nya. Saat dirasa bahwa saat ini belum tepat karena masih banyak prioritas lain, maka sebaiknya fokus dulu ke peruntukan yang lebih urgent. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline