Lihat ke Halaman Asli

Australia Pamrih, Makin Ketahuan Belangnya

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14243133701358077585

[caption id="attachment_351879" align="aligncenter" width="551" caption="Tak ada lagi senyum manis Abbott untuk Jokowi. (sumber foto: viva.co.id)"][/caption]

Semakin terdesak soal eksekusi mati dua warga negaranya terpidana kasus narkoba, PM Australia Tony Abbott makin kelihatan saja belangnya. Setelah sebelumnya main ancam akan membuat Indonesia merasakan akibat dari mengeksekusi Andre Chan dan Myuran Sukumaran, teranyar Abbott menyinggung-nyinggung bantuan miliaran dolar Australia untuk penanggulangan bencana tsunami Aceh 2004.

Bahasa gampangnya, Abbott ingin Indonesia membalas bantuan miliaran dolar itu dengan membatalkan eksekusi mati Chan dan Sukumaran. "Australia telah mengirim bantuan miliaran dollar," kata Abbott. "Kami mengirim sebuah kontingen besar angkatan bersenjata kami untuk membantu di Indonesia dengan bantuan kemanusiaan... Saya ingin mengatakan kepada rakyat Indonesia dan Pemerintah Indonesia, kami di Australia selalu ada untuk membantu kalian dan kami berharap bahwa kalian mungkin bisa membalas dengan cara ini pada saat ini."

Australia bukan tetangga yang baik sama sekali

Pernyataan penuh pamrih PM Abbott menurut saya semakin menegaskan bahwa Australia bukanlah tetangga yang baik. Walaupun di sisi lain saya juga meragukan pernyataan Abbott mewakili seluruh orang Australia.

Apa alasannya, pertama karena kalau tetangga yang baik takkan bersikap pamrih, apalagi dalam soal bantuan kemanusiaan. Tetangga yang baik, dalam benak saya, akan menghormati dengan penuh dignity tetangganya dan tentunya tidak akan menyadap rumah tetangga! Ingat kan, pemerintah Australia yang sok suci pernah secara kurang ajar menyadap mantan Presiden SBY.

Alasan kedua, tetangga yang baik ingin kebaikan bagi tetangganya. Oleh karena itu, jelas sekali seharusnya tetangga yang baik membantu tetangganya memberantas narkoba, bukan malah menghalang-halanginya.

“Australia jual, Indonesia mesti beli”

Lalau bagaimana sebaiknya Indonesia menanggapi ancaman dan pernyataan pamrih PM Abbott? Bagi saya jelas, “mereka jual, kita beli!” Ini soal marwah bangsa. Tak mungkin bangsa ini tunduk pada tekanan bangsa lain. Sama saja kita kembali dijajah donk.

Artinya apa? Ancaman dan pernyataan pamrih PM Abbott malah harus semakin membuat Indonesia keukeuh dengan keputusan mengeksekusi mati Chan dan Sukumaran. Tak ada alasan yang kuat yang bisa membatalkan eksekusi mati keduanya.

Saya setuju dengan pernyataan juru bicara Kemenlu, Arrmanatha Nasir. Ia bilang dalam sebuah media Australia, "There's a saying in Indonesia, 'orang akan terlihat warna sebenarnya'," kata Nasir. "…threats are not part of diplomatic language ... Threats are not part of diplomatic language and from what I know, no one responds well to threats," tambahnya.

Jadi, Anda kacau dalam berdiplomasi, Mr. Abbott! Anda-lah yang pada akhirnya membuat Chan dan Sukumaran dieksekusi mati! (*)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline