Lihat ke Halaman Asli

Rebutan Kekuasaan dalam Istana Jokowi

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

rmol.co

[caption id="" align="aligncenter" width="558" caption="rmol.co"][/caption] Gimana rasanya 6 bulan di pimpin presiden rasa walikota gan ? Keki,kesel,merasa tertipu,tobat atau insaf ? sebelum menjawabnya yuk kita simak petuah bijaksana dari opa jusuf kalla [caption id="" align="aligncenter" width="535" caption="bodrex"]

bodrex

[/caption] Kondisi indonesia terkini tidak lepas dari perang rebutan kekuasaan dalam istana jokowi, Ada 2 fenomena yang menarik dari JKW-JK. Jokowi berusaha merealisasikan apa yang tabloid OBOR RAKYAT suarakan sementara JK berusaha membuktikan ucapanya jika JKW jadi presiden hancur negri ini. Ini sudah terbaca sejak pertama jkw-jk menginjakan kaki di istana negara,lamanya pengumuman mentri merupakan indikasi tarik ulur kekuatan kekuatan politik dibelakang jkw.Jokowi bukanlah orang yang bodoh,meski raut wajahnya mengindikasikan kebodohanya tapi pikiran dan hatinya selicik dan selihai kancil pun demikian adanya dengan JK. Jokowi sadar dia tidak punya kekuasaan dalam pdip,demikianpun dengan JK tidak punya kekuasaan dalam tubuh golkar.Situasi yang sangat tidak nyaman dalam menjalankan roda pemerintahan tanpa kekuaasaan dalam partai politik.Dalam kalkulasi politik JK kesediaanya menerima jabatan wakil presiden bukan tanpa sebab,JK menilai jokowi tidak akan bertahan lama di kursi presiden itulah sebab dia menerima posisi sebagai wapres. Indikasi JK ini terlihat sejak hari pertama,dia seperti melakukan pembiaraan terhadap kerja dan pilihan JKW menjalankan roda pemerintahan,Hei sodaraku JK itu bukan orang bodoh,dia sudah kenyang asam garam politik dan pemerintahan,dia tau betul jika ingin pemerintahan berjalan sukses mentri mentri siapa yang pas untuk di tunjuk.Tapi tidak JK tidak melakukan itu dia membiarkan jkw melakukan apa yang dia inginkan. Begitupun dengan JKW rasa was was dan ketakutanya sangat mencekam akan dilengserkan oleh partainya sendiri dan wakil presiden.Dia tidak pernah merasa nyaman dengan orang orang pdip dan JK,itulah sebab dia hanya memilih 4 kader pdip menjadi mentri.Jkw butuh orang  orang yang bisa menyanjungnya dan membaguskan apapun yang dia perbuat.Relawan dan pendukung jokowi adalah jawaban untuk meminimalisir pengaruh pdip dan JK dalam pemerintahanya. Untuk membatasi sepak terjang JK dia memilih luhut panjaitan sebagai kepala staf presiden yg tugas dan fungsinya sama dengan wapres.Demi menjaga kekuasaanya dari pelengseran KMP ( kalla-Mega-Paloh) dia mengakomodasi semua pendukungnya dalam pemerintahan.Bagi bagi kekuasaan jkw ke tim sukses dan relawanya bukan tanpa maksud mereka-mereka yang menjadi opinion leader baik di media massa dan social media diharapkan dapat meredam ketidak mampuan jokowi dalam menjalankan roda pemerintahan dengan opini dan berita yang membaguskan pemerintahan jokowi. Tidak heran diawal awal orang orang ini selalu mengeluarkan statment ini semua kesalahan pemerintahan sebelumnya,ini kesalahan amerika,ini kesalahan yunani,ini kesalahan tki tidak mengirim dolar dan lain lainya.Yang sebenarnya terjadi jokowi tidak fokus bekerja menjalankan pemerintahan tapi dia lebih fokus untuk mengamankan kekuasaanya dari pelengseran. Melihat gelagat seperti itu apakah JK tinggal diam ? oh tentu tidak saudara,JK sadar dia perlu golkar untuk memaksa jokowi berpikir ulang mengkerdilkan peran wapres serta jaminan JK saat tiba waktunya jkw dilongsorkan dari RI-1.Dimulailah operasi senyap JK ke dalam tubuh golkar,mengandalkan pendukung setia JK yang masih tersisa di golkar lewat agung laksano,Golkar coba di ambil alih. Semenjak AL dinyatakan resmi menjadi ketum golkar oleh menkumham,kita bisa lihat betapa aktif dan intensnya JK berbicara di media tidak seperti awal awal pelantikan sampai januari 2015 yang lebih banyak diam.Pembiaran dan pembusukan pun di lakukan kedua belah pihak,JK melakukan pembiaraan atas aksi jokowi dalam bidang ekonomi yang terbukti sangat menyengsarakan rakyat,JK membiarkan JKW melakukan apapun yang di bisikan para pendukungnya dalam bidang ekonomi yang terbukti sangat liberal dan melanggar UUD.Semakin jokowi mendengarkan pendukunya para relawan semakin terpuruk ekonomi indonesia.JK bukan tokoh kemarin sore dalam hal ekonomi dia tahu persis harus bagaimana tapi tidak dia lakukan.Makin konyol kebijakan jokowi makin besar peluang JK untuk menggantikanya untuk apa dibantu, Mungkin ini prinsip JK saat ini. Lantas bagaimana dengan PDIP, pdip pun merasa jokowi seperti kacang lupa akan kulitnya,ketakutan jkw akan dilengserkan pdip membuat berang pdip,pemilihan komisaris bumn yang semuanya berisi para pendukung dan relawan jokowi membuat pihak pdip curiga kalau jokowi sedang menggalang dana pembentukan partai baru menghadapi 2019.Gerakan senyapun telah dimulai bersama JK, jika suatu saat nanti JKW mundur maka puan diharapkan mengisi posisi wapres berdampingan dengan JK.Hitungan PDIP selain memberikan pengalaman kepada puan agar 2019 bisa maju sebagai capres,kondisi umur dan kesehatan JK yang sudah 70thn membuat kesempatan puan suatu saat bisa jadi presiden jika terjadi apa apa dengan JK membuat pdip bersedia menerima operasi senyap JK.Indikasinya bantuan dari menkuham yang notabene kader pdip dalam memuluskan golkar agung laksono. Apakah jokowi tinggl diam melihat sepak terjang lingkar dalam istana ? tidak dia melalui blusukanya mencoba manggalang kekuataan massa dari bawah dengan memberikan uang,traktor dll. Blusukan bukanlah hal yang harus dilakukan seorang presiden ini sudah merupakan tugas bawahanya para mentri.JKW melakukan itu untuk mencari simpati jika terjadi pelengseran harapan jokowi rakyat akan bertindak.Kadang saya merasa duit dan traktor yang ribuan itu dananya darimana ? apakah kas negara ? apakah ada anggaranya dalam apbn? ini perlu dipertanyakan. Selama 6 bulan ini baik JKW maupun JK tidak ada yang bekerja untuk rakyat mereka berdua sibuk melakukan konsolidasi kekuasaan untuk saling menjegal karena jokowi bukanlah presiden pilihan pdip maupun JK.Ketidak puasaan yang terjadi dan demo di masyarakat saat ini datang dari pendukung mereka sendiri bukan dari para pendukung prabowo mapupun KMP.Mereka yang mendukung prabowo saat ini berdiam diri melihat kelakuan jokowi yang dirasa memenangi pilpres dengan penuh kecurangan,kekalahan yang menyakitkan itu mendapat hiburan dengan melihat bagaimana pemerintahan dijalankan jokowi mereka terhibu melihat banyakanya pendukung jokowi saat ini merasa tertipu,dibohongi,belum kebagian jabatan,ini hiburan buat pendukung prabowo. Jadi saat ini kebanyakan yang teriak tidak puas adalah pendukung jokowi ,besarnya harapan yang mereka impikan tidak berbanding lurus dengan kenyataan yang mereka terima saat ini. Pertanyaan besar tentu kenapa kubu KMP dan prabowo begitu diam melihat kezaliman pemerintahan jokowi, KMP dalam polemik menurunkan jkw yg sudah jelas melanggar banyak UU sama saja menaikan JK dan puan dalam kursi kekuasaan atau diam dan tidak berbuat apa apa tapi rakyat di cekik kehidupanya.Saya pikir KMP tidak diam mereka sibuk mencari OPSI yang pas jika menurunkan JKW satu paket sama JK hanya mekanismenya yang belum ketemu,mungkin metode 98 rakyat turun kejalan dan melakukan revolusi dan membuat pemerintahan transisi menjadi opsi menggiurkan atau opsi opsi lainya. Bagi saya pribadi JOKOWI dan JK lengser merupakan harga mati, sudah lebih dari cukup bukti pelanggaran UU yang di lakukan jokowi terutama pasal 33 UUD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline