Lihat ke Halaman Asli

Pengakuan (Bagian Dua)

Diperbarui: 26 November 2020   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Ibolya Toldi dari Pexels

Bagian dua

<< Sebelumnya

Rani termenung, saat mengetahui semua sandiwara di balik sandiwara kehidupan rumah tangganya dengan lelaki brengsek yang telah memberinya dua orang anak itu. Pantas saja, waktu Rani berusaha hendak melaporkan pelecehan seksual yang di alaminya, mantan suaminya itu  selalu berusaha untuk mencegahnya dengan berbagai alasan, Rani tau  mantan suaminya itu tidak ingin semua orang tau, aib yang telah menodai kehidupan rumah tangga mereka.

Hingga sekian waktu berlalu dan sudah tidak terhitung lagi berapa orang Pria yang sudah merasakan kehangatan tubuhnya, dan semua itu dia lakukan di bawah tekanan dan ancaman, mereka selalu mengancam akan membeberkan kisah kelam hidupnya kepada anak-anak dan keluarga besarnya.

Bagi keluarga besar Rani, nama baik keluarga adalah yang paling utama, sehingga dari dulu mereka selalu memaksa Rani untuk terus bertahan, dengan tetap menjalani kehidupan rumah tangga antara dirinya dengan lelaki pengecut yang ternyata telah menyerahkan dirinya, kepada teman-temannya di luar sepengetahuan dirinya.

Sekian lama Rani hidup di dalam tekanan dan ketidakberdayaan dan malam ini dia mengatakan, bahwa dia ingin menghabisi mereka semua yang telah merusak kehidupannya.

"Kenapa engkau ingin melakukan itu?" tanyaku pelan sambil menatap lurus kedua matanya.

"Mas! Aku ingin membunuh mereka semua, dan itu akan aku lakukan demi cintaku padamu, aku tidak mau Mas merasa sedih lagi mendengarkan perkataan mereka yang selalu mengatakan, bahwa aku hanyalah sisa-sisa mereka kepadamu."

"Aku tidak perduli dengan semua omongan mereka tentangmu dan aku telah meyakinkan diriku sendiri bahwa aku menerimamu seutuhnya, aku tidak perduli dengan masa lalu mu, karena bagiku engkau lebih berharga dari semua itu,"

Di kursi panjang yang terletak di taman Hotel tempatku menginap selama beberapa malam di kota nya itu, Rani menangis sesegukan di bahuku, kubiarkan wanita cantik berkulit kuning langsat itu menumpahkan semua beban hidupnya di atas bahuku, kubiarkan dia menangis di bahuku untuk melepaskan semua sisa-sisa kesedihannya akan semua dosa-dosanya di masa lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline