Lihat ke Halaman Asli

Aku dan Sang Waktu

Diperbarui: 8 Februari 2019   13:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bagian Dua Puluh Dua

Sang Ratu

*

Negara Kesatuan Republik Indonesia telah bubar pada tahun 2020 yang lalu. Kini, sejauh mata memandang hanyalah hamparan air laut beriak berwarna biru menutupi daratan bekas kota metropolitan yang dulu begitu megah.

Mataku menatap cahaya kuning keemasan seperti lidah api di atas cawan di puncak tugu Monumen Nasional berbentuk "lingga" dan "yoni".

Lingga adalah bagian berbentuk persegi yang menjulang tinggi yang melambangkan elemen maskulin aktif dan positif dan melambangkan siang hari. Sedangkan, Yoni adalah bagian bawah berbentuk cawan yang menjadi landasan lingga yang melambangkan elemen feminim yang pasif dan negatif dan melambangkan malam hari. 

Lingga dan yoni merupakan lambang kesuburan dan kesatuan harmonis yang saling melengkapi. Selain itu, bentuk tugu Monumen Nasional (Monas) juga dapat ditafsirkan sebagai bentuk "alu" dan "lesung" yang merupakan alat penumbuk padi tradisional. Secara keseluruhan, desain tugu monas memiliki dimensi budaya Indonesia pada masa itu.

Hanya itu satu-satunya bangunan yang masih berdiri kokoh di tengah lautan ini.

Aku menatap kagum ke arah nyala api dari perunggu lambang semangat juang yang menyala-nyala itu. "Api Nan Tak Kunjung Padam" itu terlihat masih begitu indah.

Dan, juga wanita itu. Ada sosok wanita di situ!

Sosok wanita itu tengah duduk bersimpuh. Rambutnya sepundak tergerai dengan simpulan seperti sanggul kecil di atas kepalanya. Sebuah mahkota kecil tersemat di situ.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline