Lihat ke Halaman Asli

Namanya Tony Melendez

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_81586" align="alignleft" width="199" caption="Tony Melendez dalam salah satu aksinya. Sumber foto dari www.images.google.com.au"][/caption]

Kawan, apakah kalian merasa ingin menyerah dengan keadaan derita yang mendera? Atau merasa diri tidak bisa melakukan apa-apa karena kekurangan fisik? Terkadang kita mengharapkan terlahir sempurna dengan segala bakat melimpah. Kenyataan tidak selalu seperti itu. Kita mungkin tidak bisa mengubah keadaan itu, namun bisa memaksimalkannya. Jika itu yang kalian rasakan, mari kita belajar pada sosok yang mengagumkan saya ini.

Kawan, mungkin kalian sudah pernah mendengar mengenai Tony Melendez. Seorang gitaris dan penyanyi idola saya. Sewaktu masih mengajar, pemuda kelahiran Nicaragua 42 tahun yang lalu ini kerap saya jadikan motivator pembangkit semangat. Ia lahir tahun dengan tanpa kedua lengan. Tentu saja kenyataan ini menyedihkan bagi kedua orangtuanya. Namun mereka mencoba memahami rencana besar Tuhan di balik itu semua.

Ketika masih anak-anak Tony pun mengalami banyak kesulitan. Kerap ia mendapat olok-olokan karena tidak memiliki lengan padahal teman-temannya memiliki lengan. Beranjak dewasa ia makin mengerti rencana Tuhan itu. Ia tidak memprotes, namun mensyukuri dengan mengembangkan segala kemampuannya. Ia bernyanyi dan mulai memainkan guitar pada usia 16 tahun. Tentu saja ia menyetel guitarnya sesuai dengan kemampuannya.

Saat yang sangat membanggakan adalah ketika ia tampil di hadapan Paus Yohanes Paulus II tahun 1987 di Los Angles, Amerika Serikat. Pujian Paus dan pesannya sungguh menjadi pendorong semangat yang laur biasa. Jadilah penyebar harapan, menumbuhkan harapan bagi sesama. Itulah yang ia kerjakan sekarang. Ia menjadi motivator melalui lagu-lagu dan penampilannya. Ia yang tidak menyerah dengan keadaan, ia yang tidak menyalahkan Tuhan dengan keadaannya. Ia yang sungguh percaya kepada Tuhan.

Ia banyak berkeliling untuk memberi semangat pada para pemuda atau orang-orang yang yang mengalami keadaan seperti dirinya. “Jangan pernah menyerah,” pesannya dalam setiap kesempatan. “Kalian memiliki anggota badan yang lengkap, pasti bisa melakukan banyak hal. Tuhan menyayangi kita. Lihatlah saya.” Serunya kepada orang-orang yang merasa tidak punya harapan lagi.

Saya belajar banyak dari Tony. Belajar untuk tidak menyerah dan menyalahkan orang lain, apalagi Tuhan. Saya belajar bersyukur dan mengembangkan diri. Semoga kawan semua bisa memetik satu pelajaran darinya. Berikut ini saya bagikan satu klip Tony Melendez sat ia memainkan dan bernyanyi let It Be. Jika kalian suka, kalian bisa mencari yang lain lagi.

Salam,

Melbourne, 25-02-10

dari berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline