Lihat ke Halaman Asli

In The Beginning……

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pada mulanya adalah Firman.

Pada mulanya adalah kehendak Allah.

Awal mula semuanya adalah kehendak Allah.

Hidup kita, hidupmu dan hidupku, semuanya bermula dari kehendak Allah.

Hari ini adalah awal dari masa yang baru, semuanya kembali kapada yang mula, kehendak Allah.

Lihatlah betapa indah hari ini jika kautulis dalam angka.

01 adalah tanda hari ini.

01 juga melambangkan bulan ini.

10, adalah penyebutan tahun ini.

Lihatlah betapa indah angka-angka itu.

Dua angka yang hanya berunsurkan 0 (nol) dan 1 (satu).

Dua angka yang lahir dari masa yang berbeda.

Dua angka yang sama-sama menunjukkan awal dari sebuah masa.

Pada mulanya adalah kehendak Allah.

Adakah yang lebih indah dari kehendak Allah?

Hari ini aku terkesiap, tertegun, dan merenung.

Sekian kawan memberi ucapan selamat ulang tahun.

Apa maksudnya?

Aku hanya percaya semuanya adalah kehendak Allah.

Hari ini atau kemarin bukanlah hari ulang tahun kelahiranku.

Namun aku menemukan pesan, mereka berharap aku lahir baru.

Banyak teman marah jika siberi ucapan selamat ulang tahun tidak pada waktunya.

Katanya membuat umur pendek.

Aku anggap ini ucapan yang terlambat, biar nambah umur.

Toh, semuanya bermula dari kehendak baik Allah.

Pada mulanya adalah kehendak Allah.

Mengapa aku di sini,

Mengapa aku menjadi imam,

Mengapa aku menjadi karmelit,

Mengapa…

Mengapa…

Karena Allah yang menginginkannya.

Karena Dia menghendakinya.

Terkadang kehendakNya tak terselami, tak termengerti.

Terkadang rencana-Nya tak terduga, tak terkira.

Terkadang, bahkan kerap kali, aku tak mampu mencernanya.

Beruntung punya Bunda.

Beruntung punya Maria.

Yang mengajar menyimpan segala perkara di dalam dada.

Yang mengajar memahami rencana Allah bukan dengan kepala.

Sungguh pantas ia menjadi Bunda Allah.

Sungguh pantas ia menandai awal masa ini.

Sungguh pantas ia.

In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God.

The same was in the beginning with God.

All things were made by him; and without him was not any thing made that was made.

In the beginning… is now.

Now is time to make everything better.

Now is time to make appointment with God.

Now is time to see Him more clearly.

Now is time to love Him more dearly.

Now is time to follow Him more nearly.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline