Petani dan bertani adalah dua hal yang saling berkaitan satu sama lain, tangan-tangan kasar petani mendapatkan kehormatan yang besar di dalam ajaran Islam karena masuk dalam kategori pekerja keras dan pekerja kasar.
Usai perang Tabuk saat Nabi pulang ke Madinah melihat tangan kasar seorang laki-laki, ketika ditanya mengapa tangannya kasar seperti itu?
Lelaki itupun menjawab dengan lugas apa adanya, "setiap hari saya bekerja membelah batu-batu besar hingga tanganku kasar seperti ini. Setelah batu-batu terbelah, maka batu-batu belahan itu saya jual ke pasar dan hasil penjualannya saya pergunakan untuk menafkahi anak dan istriku".
Mendengar jawaban lugas apa adanya, Rasulullah saw langsung mencium tangan lelaki itu seraya bersabda; tangan ini tidak akan tersentuh oleh api neraka.
Apa Makna Ciuman Nabi Pada Telapak Tangan Kasar Lelaki Itu?
Pertama, Nabi sangatlah memuliakan dan menghormati setiap pekerjaan dan tanggung jawab seorang suami kepada keluarganya.
Kedua, Nabi mengakui nilai dan derajat seorang manusia tidak diukur dengan jabatan dan pekerjaan, disaat yang sama ada nilai kesetaraan, kesabaran dan etos kerja.
Ketiga, Nabi menghendaki umatnya tidak bermalas-malasan karena tangan kasar pekerja mendatangkan kemuliaan di akhirat kelak, bahkan beliau menyatakan tangan kasar itu tidak akan merasakan api neraka, artinya ada nilai ibadah yang tinggi pada pekerja keras.
Bagaimana dengan kehidupan keras Para Petani?
Petani tak ubahnya dengan pekerja keras pembelah batu itu di zaman Nabi, karena Lika -liku hidup petani tak ubahnya seperti pemukul batu, setiap hari dunia petani tak jauh dari kerja keras dan keringat dengan pelajaran hidup yang serupa dengan pemukul batu.
Apa sajakah sisi perjuangan hidup seorang petani ?