Lihat ke Halaman Asli

Warih Utomo12

Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang

Lingkaran Setan Menjadi Penyebab Terjadinya Deflasi

Diperbarui: 24 Oktober 2024   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber : m.tribunnews.com)

Menurunnya daya beli masyarakat menjadi hal yang paling berpengaruh saat terjadi deflasi. Dalam beberapa bulan ke belakang ini, Indonesia terus mengalami deflasi yang fluktuasi. Menurut data terakhir, deflasi saat ini menunjukan angka 0,12%. Salah satu penyebabnya yaitu, karena terjadinya penurunan harga komoditas secara berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan sinyal negatif dalam perekonomian di Indonesia, karena mengindikasikan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Deflasi merupakan kondisi dimana nilai mata uang suatu negara mengalami penurunan nilai. Hal ini, bisa disebabkan oleh permintaan barang di pasar yang terus mengalami penurunan. Jika dilihat dari sisi penawaran barang di pasar, saat ini sedang mengalami peningkatan, sehingga menyebabkan menurunnya harga secara berkelanjutan. Dalam beberapa bulan terakhir, tepatnya 5 bulan kebelakang, nilai mata uang memperlihatkan pergerakan yang fluktuasi. Angka 0,12% merupakan angka deflasi yang cukup memprihatinkan. Hal tersebut dikatakan oleh Amalia dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, pada Selasa (01/10) kemarin. "Secara historis, deflasi pada September 2024 merupakan deflasi terdalam dibandingkan bulan yang sama dalam lima tahun terakhir, dengan tingkat deflasi sebesar 0,12% mtm (month to month)," jelas Amalia.

Deflasi adalah lingkaran setan yang sulit diputuskan dan dapat membuat siklus deflasi semakin dalam. Karena ketika harga barang terus turun, pelanggan cenderung menunda pembelian dengan harapan harga akan turun. Hal tersebut menyebabkan penurunan permintaan yang signifikan, dan menyebabkan perusahaan mengurangi produksi dan PHK. Sehingga, tingkat pengangguran yang tinggi dan akan memperburuk daya beli masyarakat. Selain itu, konsumen menjadi lebih ragu dan cenderung menabung daripada menghabiskan uang karena sedang terjadi deflasi. Teori menunggu dan menunggu ini semakin melemahkan permintaan agregat dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, deflasi dapat menghambat pertumbuhan investasi. Perusahaan cenderung menunda ekspansi atau investasi baru karena ketidakpastian masa depan. Mereka khawatir bahwa penurunan permintaan akan berlanjut dan investasi yang telah mereka lakukan tidak akan memberikan keuntungan yang diharapkan. Terlihat bahwa deflasi menguntungkan konsumen karena konsumen dapat membeli barang dengan harga yang lebih rendah.  Namun, jika hal itu terjadi terus menerus, dampak yang akan ditimbulkan lebih berbahaya. Diantaranya yaitu, deflasi dapat menyebabkan resesi, peningkatan pengangguran, serta penghambat pertumbuhan ekonomi jika tidak segera diatasi. Oleh karena itu, pemerintah harus mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi deflasi dan menciptakan kondisi ekonomi yang stabil dan kondusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline