Lihat ke Halaman Asli

Sudarmoyo Soewarto

A'wan NU Kapuk & CEO Jasmedia

Ada Penyelewengan Dana Pilkada DKI 2017 di PPS Kapuk

Diperbarui: 24 Juli 2017   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: www.beritagar.id

Pilkada DKI 2017 sudah selesai 3 bulan yang lalu dengan berjalan aman, lancar, dan sukses. Kami sebagai warga DKI dan sekaligus mantan ketua KPPS pada saat pilkada berlangsung, merasa  lega, puas dan bangga  atas kesuksesan hajatan tersebut. Meskipun diliputi rasa was-was dan khawatir akan kegaduhan karena beberapa hari sebelum pilkada ada rencana gerakan macam-macam yang akan mengawasi setiap TPS. Akhirnya setelah ada kepastian dari pemerintah bahwa setiap TPS akan dijaga oleh personil polri dan TNI, kami-kami yang berada di garis paling depan sebagai petugas KPPS merasa aman. Dan terbukti bahwa masyarakat Jakarta lebih rasional dan tidak terprovokasi dengan isu-isu yang dapat memecah belah bangsa sehingga pilkada berjalan dengan aman, lancar, dan tertib.

                                                                                               

Jika dibandingkan dengan pilkada di daerah lain, pilkada DKI 2017 amat sangat menyita perhatian public dan sangat menyita energi bangsa. Selain konstelasi politik yang tajam, Jakarta juga merupakan ibu kota Negara sekaligus menjadi barometer legitimasi "keperkasaan" suatu partai politik. Bahkan pilkada DKI 2017 juga menjadi sorotan media international dan dunia. Semoga saja pengalaman pilkada DKI 2017 dapat dijadikan pembelajaran yang baik untuk pilkada di daerah lain maupun pada pilkada DKI tahun-tahun berikutnya.

Namun dibalik semua cerita kesuksesan dan hingar bingar pilkada DKI 2017 yang lalu itu, teryata masih menyisakan masalah yang serius hingga saat ini yang belum terselesaikan dengan tuntas, yaitu  tentang penyelewengan dana operasional TPS se kelurahan Kapuk, Kec. Cengkareng, Jakarta Barat yang dilakukan oleh Ketua PPS Kel. Kapuk dengan TOTAL 90 juta lebih !

Secara demografis kelurahan Kapuk Kec. Cengkareng adalah merupakan kelurahan terluas dan terpadat di DKI dengan luas kurang lebih 7.18 KM persegi, data tahun 2013 menunjukan terdapat 14.303 Kepala Keluarga, terdiri dari 16 RW, dan terbagi 220 RT.  Saking luas dan padatnya jumlah penduduk, jumlah suara di kelurahan kapuk mampu mendudukan tiga anggota dewan ke kebun sirih. Maka tak heran jika pada Pilkada DKI 2017 lalu, di kelurahan Kapuk terdapat 178 TPS. Mungkin ini adalah merupakan rekor terbanyak dalam penyelenggaraan pemilu di Indonesia bahwa satu kelurahan terdapat 178 TPS!

Adapun penjelasan tentang penyelewengan dana operasional KPPS Kapuk yang di selewengkan oleh ketua PPS Kapuk adalah sebagai berikut :

A. PUTARAN 1

Ada beberapa anggaran/dana TPS yang tidak diberikan oleh PPS ke KPPS :

  • Uang penulisan C6 sebesar Rp. 100.000.; / TPS  ( 178 TPS x 100.000 = Rp. 17.800.000)
  • Uang antar kotak Rp. 75.000. / TPS . (178 TPS x 75.000 = Rp. 13.350.000)
  • Pemotongan uang makan Rp. 60.000. / TPS . ( 178 TPS x 60.000 = Rp. 10.680.000)
  • TOTAL PENYELEWENGAN Rp. 41.830.000,-

B. PUTARAN 2

Ada beberapa anggaran/dana TPS yang tidak diberikan oleh PPS ke KPPS :

  • Uang penulisan C6 sebesar Rp. 100.000.; / TPS  ( 178 TPS x 100.000 = Rp. 17.800.000)
  • Uang antar kotak Rp. 75.000. / TPS . (178 TPS x 75.000 = Rp. 13.350.000)
  • Pemotongan uang makan Rp. 100.000. / TPS . ( 178 TPS x 100.000 = Rp. 17.800.000) (Pada saat rencana pemotongan dirapatkan, terjadi pro dan kontra, tetapi akhirnya tetap dipotong oleh PPS)
  • TOTAL PENYELEWENGAN Rp. 48.780.000.-

            TOTAL PENYELEWENGAN 2 PUTARAN ADALAH  Rp. 90.780.000.-

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline