Lihat ke Halaman Asli

Vladimir Putin dan Kebangkitan Rusia

Diperbarui: 23 Maret 2018   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.cnn.com

Vladimir Putin terpilih kembali sebagai Presiden Rusia dalam pemilihan umum yang digelar pada Minggu, 18 Maret 2018. Pria yang pernah menjabat sebagai agen KGB tersebut mendapatkan hampir 77% suara dari voter turnout sebanyak 67%, sedangkan pesaing-pesaingnya, seperti kandidat komunis Pavel Grudinin dan politisi ultranasionalis Vladimir Zhirinovski hanya mendapat tak lebih dari 12% suara.

Hasil pemilihan tersebut melanggengkan Putin untuk menjabat periode keempatnya sebagai presiden, dan memperpanjang kekuasaan pria kelahiran Leningrad, 7 Oktober 1951 ini sebagai penguasa Rusia selama seperempat abad (dalam jabatan baik presiden maupun perdana menteri), yang terlama sejak diktator Soviet Joseph Stalin yang berkuasa selama 29 tahun.

Kepemimpinan Putin di Rusia memang mengundang banyak komentar, baik positif maupun negatif. Mereka yang mendukungnya melihat Putin sebagai sosok yang membawa Rusia bangkit dari krisis pada tahun 1990an menuju Rusia yang siap menjadi great power kembali, terutama dalam bidang militer dengan intervensi militer Rusia di Georgia, Ukraina (yang berbuntut kembalinya Krimea sebagai wilayah Rusia) dan yang paling menyedot perhatian, di Suriah.

Putin juga dinilai meningkatkan taraf hidup masyarakat Rusia dengan menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan tingkat pendapatan, serta pembangunan berkelanjutan di wilayah Rusia yang sangat luas. Pada era Putin, ekonomi Rusia juga mengalami pertumbuhan yang tinggi meskipun sempat tersendat akibat sanksi ekonomi dari Barat beberapa tahun lalu, namun kini ekonomi Rusia sudah bangkit kembali.

Di sisi lain, tak sedikit juga yang mengkritisi Putin karena dianggap menghilangkan demokrasi di negara tersebut dengan crackdown terhadap tokoh-tokoh oposisi dan kematian misterius orang-orang yang selama ini lantang menentang Putin. Putin juga dikritisi karena koneksinya dengan kelompok-kelompok kroni yang menguasai aset negara.

Intervensi militer Rusia di Ukraina dan Suriah juga mengundang reaksi negatif dari beberapa pemimpin dunia, khususnya dukungan Putin terhadap Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Meskipun begitu, terlepas dari semua kritikan tersebut Putin masih memiliki approval rating yang sangat tinggi dari masyarakat Rusia, terlebih karena jasanya yang menstabilkan Rusia dan membawanya bangkit sebagai kekuatan dunia lagi. Di media sosial, kita bisa menemukan meme yang menggambarkan Putin menunggangi seekor beruang, dan "beruang" yang dimaksud adalah Rusia itu sendiri.

Pada awal kepemimpinannya tahun 1999, Putin menulis sebuah artikel yang menggambarkan kondisi Rusia di penghujung milenium. Putin menyayangkan Rusia yang mempunyai sejarah dan tradisi yang kuat terancam mengalami kemunduran dari perannya sebagai salah satu negara terkuat di dunia. Begitu dilantik secara sah sebagai presiden tanggal 7 Mei 2000, Putin mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang memperbaiki situasi dalam negeri Rusia, seperti meningkatkan mutu pendidikan, kesehatan dan menekan angka kriminalitas karena pada tahun 1990-an Rusia adalah salah satu negara paling rawan tindak kriminal di dunia.

Melalui komoditas minyak dan gas alam, Rusia berusaha menata kembali ekonominya. Namun, jasa Putin yang paling menonjol pada awal kepemimpinannya adalah menyelesaikan masalah separatisme di Chechnya. Putin juga mengadakan rejuvenasi (peremajaan) terhadap militer Rusia dan iptek di Rusia, dengan inovasi-inovasi militer terbaru yang ditunjukannya dalam pidato tahunan pada 1 Maret lalu. Putin juga membangun infrastruktur di kota-kota yang selama ini dianggap jauh dari pusat pembangunan, seperti Vladivostok dan Sochi, kota tuan rumah Olimpiade 2014.

Dalam kebijakan luar negeri, Putin pada awalnya ingin bersikap kooperatif dengan dunia Barat, terutama setelah peristiwa 9/11. Namun sejak invasi AS terhadap Irak tahun 2003, Putin mulai skeptis terhadap niatan Amerika. Keraguannya tersebut memuncak dalam pidatonya di Jerman tahun 2007 dimana Putin mengkritik gagasan dunia yang unipolar. Serangan Rusia ke Georgia tahun 2008, dan puncaknya masalah Krimea dan Ukraina tahun 2014 akhirnya mengucilkan Putin dari dunia Barat. Kini, Putin lebih banyak membangun kemitraan dengan China, negara-negara Asia Selatan dan Tengah dan negara berkembang di Afrika dan Amerika Latin.

Perjalanan Putin untuk membawa Rusia sebagai negara adikuasa kembali memang masih memerlukan jalan, dengan ekonomi Rusia yang masih peringkat 12 dunia. Namun, hasil pemilihan kemarin menunjukkan bahwa rakyat Rusia masih mempercayakan Putin untuk memimpin dan "making Russia great again".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline