Hari ini, tepat satu tahun usia Keluarga Kompasianer Purwakarta (Warga Kota). Niat awal komunitas ini berdiri tak lain hanya ingin menjadi tempat untuk para kompasianer di kota Purwakarta berinteraksi. Siapa sangka, ternyata kami bisa melangkah lebih jauh.
Ketika pertama kali kami mengadakan workshop penulisan, niatnya hanya ingin 'mencari' kompasianer di kota Purwakarta. Maklum, Awalnya Warga Kota memang diinisiasi atas percakapan dua orang kompasianer saja. Tapi, yakin saja ada banyak pula kompasianer lain di kota ini. nyatanya memang demikian, selepas workshop perdana tersebut, terkumpul lebih dari 20 kompasianer.
Kami tentu bahagia. semakin banyak yang terkumpul tentu semakin asyik. Silaturahmi semakin lancar. Ada beragam latar belakang para kompasianer di Purwakarta ini.
Ada yang berprofesi sebagai guru, pengusaha, ibu rumah tangga dan penulis skenario film. Meskipun kemudian dalam perjalanannya yang aktif menulis hanya sepertiganya, kami sudah gembira bisa terkoneksi dengan sesama kompasianer di kota kami.
Satu hal yang menggembirakan lainnya adalah ketika Warga Kota diminta untuk menggelar kelas menulis secara rutin oleh salah satu instansi Pemerintah daerah, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Purwakarta.
Tujuannya satu, meningkatkan literasi serta 'meramaikan' aktivitas di ruang Perpustakaan Daerah yang sangat nyaman sekali. Kegiatan workshop bahkan menjadi signature event selama tahun 2020 kemarin.
Temanya sendiri cukup beragam. Mulai dari menulis cerita perjalanan, storytelling, menulis artikel, puisi sonian, membuat microblog, sampai menulis skenario film. Pematerinya siapa?
Tentu saja kami, para anggota Warga Kota sendiri sesuai dengan kompetensi masing-masing. Yah, kami memang belum bisa dibilang expert, tapi bukankah berbagi ilmu tuh tak perlu menunggu sampai ahli dahulu?
Senang, Bahagia, bangga. Itu kesan yang kami rasakan. Selain bisa memberi sedikit kontribusi dalam membangun literasi, sedikit banyak komunitas kami menjadi dikenal di kota yang terkenal dengan sate marangginya ini gara-gara aktivitas kelas menulis di Perpustakaan Daerah tersebut.
Yang dikenal bukan Warga Kota saja, tapi juga Kompasiana. beberapa peserta yang ikut kelas kami bahkan tertarik mendaftar hanya karena penasaran ingin mengenal Kompasiana.
Selanjutnya Apa?