Lihat ke Halaman Asli

Perjalanan Maria: Dari Shopaholic Menuju Kebebasan Finansial dengan Terapi CBT dan Meditasi

Diperbarui: 2 Juli 2024   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengatasi Compulsive Buying Disorder (CBD)

Compulsive Buying Disorder (CBD), atau yang dikenal sebagai shopaholism, adalah perilaku berbelanja yang tidak terkendali dan sering kali merugikan secara finansial serta emosional. Ini adalah gangguan perilaku yang dapat diatasi melalui berbagai pendekatan terapi, penggunaan obat-obatan tertentu, dan strategi bantuan diri.

Terapi Psikologis

  1. Cognitive-Behavioral Therapy (CBT): CBT adalah salah satu terapi yang paling efektif untuk mengatasi CBD. Terapi ini membantu individu memahami dan mengubah pola pikir serta perilaku terkait berbelanja. Fokusnya adalah mengidentifikasi pemicu, mengelola impuls, dan mengembangkan mekanisme koping yang lebih sehat (Verywell Mind) (PsychGuides.com).
  2. Psychodynamic Therapy: Terapi ini mengeksplorasi konflik emosional mendasar dan pengalaman masa lalu yang mungkin berkontribusi pada perilaku belanja kompulsif (PsychGuides.com).
  3. Group Therapy: Berpartisipasi dalam kelompok pendukung seperti Debtors Anonymous dapat memberikan dukungan komunitas dan pengalaman bersama yang sangat bermanfaat (PsychGuides.com).

Obat-obatan

  1. Antidepresan dan Obat Anti-Kecemasan: Obat-obatan ini dapat membantu mengatasi masalah mendasar seperti depresi dan kecemasan yang sering kali menyertai atau mendorong perilaku belanja kompulsif (PsychGuides.com).
  2. Memantine: Obat yang awalnya dirancang untuk mengobati Alzheimer, yang menunjukkan janji dalam membantu mengelola perilaku kompulsif dengan membantu membuat keputusan yang lebih jelas (PsychGuides.com)

Strategi Bantuan Diri

  1. Manajemen Keuangan:

    • Gunakan uang tunai daripada kartu kredit untuk membatasi pengeluaran.
    • Tetapkan dan patuhi anggaran.
    • Lacak pengeluaran dengan cermat (Psychology Today) (Verywell Mind).
  2. Perubahan Perilaku:

    • Hindari toko dan situs web yang memicu pembelian impulsif.
    • Kembangkan hobi dan aktivitas alternatif untuk mengisi waktu dan memberikan kepuasan.
    • Gunakan periode tunggu sebelum melakukan pembelian untuk menentukan apakah barang tersebut benar-benar diperlukan (Psychology Today) (Verywell Mind).
  3. Sistem Dukungan:

    • Gunakan dukungan dari teman dan keluarga untuk akuntabilitas.
    • Bagikan tanggung jawab finansial dengan individu tepercaya untuk menghindari pengeluaran impulsif (PsychGuides.com).

Bantuan Profesional

  1. Terapis dan Konselor: Mencari bantuan profesional dari terapis yang berspesialisasi dalam kecanduan atau perilaku kompulsif dapat memberikan strategi dan dukungan yang dipersonalisasi (Verywell Mind).
  2. Penasihat Keuangan: Berkonsultasi dengan penasihat keuangan dapat membantu dalam membuat rencana untuk mengelola dan mengatasi hutang serta mengembangkan kebiasaan finansial yang lebih sehat (PsychGuides.com).

Manajemen Stres dan Mindfulness

Praktik mindfulness dan teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, dan pernapasan dalam dapat membantu mengurangi dorongan untuk berbelanja sebagai cara mengatasi emosi negatif (Psychology Today) (Verywell Mind).

Cerita Shopaholism


Cerita Maria: Seorang wanita bernama Maria mengalami kesulitan mengendalikan kebiasaan belanjanya. Dia sering membeli pakaian dan aksesori yang tidak diperlukan dan akhirnya menumpuk hutang kartu kredit yang besar. Maria mulai merasa malu dan stres karena kebiasaannya. Dia tinggal di rumah kontrakan bersama keluarganya, namun rumah mereka dipenuhi dengan barang-barang yang tidak perlu sehingga terasa sesak, seolah-olah keluarga mereka tinggal dengan barang-barang tersebut.

Setelah berkonsultasi dengan terapis dan bergabung dengan grup pendukung, Maria belajar cara mengidentifikasi pemicu emosionalnya dan mengembangkan strategi untuk mengendalikan dorongan belanjanya. Dia juga mulai menggunakan uang tunai untuk pembelian sehari-hari dan menetapkan anggaran bulanan yang ketat.

Maria perlahan-lahan mulai melihat perubahan positif dalam kehidupannya. Melalui terapi CBT, dia menyadari bahwa dorongannya untuk berbelanja sering kali muncul ketika dia merasa cemas atau tidak berdaya. Terapi membantunya menemukan cara-cara baru untuk mengatasi emosi tersebut, seperti dengan berolahraga atau menghabiskan waktu bersama teman-teman tanpa terlibat dalam kegiatan belanja.

Selama sesi CBT, Maria diajak untuk mengenali pola pikir negatif yang sering kali memicu dorongan belanja. Misalnya, dia belajar bahwa perasaan kurang berharga dan rendah diri sering kali mendorongnya untuk membeli barang-barang mewah sebagai cara untuk merasa lebih baik tentang dirinya sendiri. Terapi membantu Maria menggantikan pikiran negatif ini dengan afirmasi positif dan teknik coping lainnya.

Maria juga mulai mencatat setiap pengeluarannya dalam sebuah jurnal, yang membantunya menjadi lebih sadar tentang kebiasaannya. Dia juga mulai berlatih meditasi secara teratur untuk membantu menenangkan pikirannya dan mengurangi stres. Dengan dukungan dari grup pendukungnya, dia merasa termotivasi untuk tetap berada di jalur yang benar. Salah satu momen terpenting dalam perjalanannya adalah ketika dia mampu menolak dorongan kuat untuk membeli sebuah tas mahal yang sebenarnya tidak dia butuhkan. Maria merasa sangat bangga pada dirinya sendiri dan ini memperkuat komitmennya untuk terus memperbaiki diri.

Seiring berjalannya waktu, hubungan Maria dengan keluarganya juga membaik. Mereka melihat usaha keras yang dia lakukan untuk mengatasi kebiasaan belanjanya dan memberikan dukungan penuh. Maria belajar bahwa dengan mengakui kelemahannya dan mencari bantuan, dia bisa mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

Kesimpulan 


Mengatasi Compulsive Buying Disorder membutuhkan kombinasi terapi psikologis, penggunaan obat-obatan tertentu, dan strategi bantuan diri yang efektif. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan yang memadai, individu dapat mengendalikan perilaku belanja kompulsif dan meningkatkan kualitas hidup mereka, seperti yang dialami Maria dalam perjalanannya menuju pemulihan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline