Lihat ke Halaman Asli

Wardinusantara

Pewarta/Praktisi/Pranata Kehumasan

Ki Dalang Nasib AR, Dedikasikan Diri bagi Tegaknya Identitas Kolektif Suku Sasak

Diperbarui: 5 Februari 2024   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ki Dalang Sasak HL Nasib AR dan Anggota DPR RI Dapil Lombok H Rachmat Hidayat. (Sumber Foto: H Rachmat Hidayat)

Lombok Barat-Siapa yang tak kenal Ki Dalang gaek paling kesohor di NTB, bahkan nasional hingga negeri Jiran Malaysia, Belanda, Jerman, Inggris. Pasalnya Miq Nasib begitu panggilan akrabnya kerap diundang  ke negara-negara tersebut.

Hingga periode peralihan berganti era kepempinan negeri ini H Lalu Nasib AR, masih  menyempatkan diri memenuhi undangan masyarakat untuk tampil menghibur. Karena itu tidak mengherankan sematan bayak orang bagi Ki Dalang Wayang Sasak yang lahir 1941 silam di Desa Gerung, Lombok Barat ini boleh disebut  nyaris seluruh hidupnya diwakafkan untuk menjaga nilai dan budaya seni pertunjukan Wayang Sasak.

Sayangnya, di usianya yang kini 82 tahun, Lalu Nasib tidak lagi leluasa bergerak akibat penyakit yang dideritanya. Duduk bersila selama berjam-jam dalam satu kesempatan mendalang selama lebih dari setengah abad, telah membuat lutut dan kakinya kini sulit digerakkan. Akibatnya, mobilitas tokoh budaya Sasak ini menjadi sangat terbatas dan harus bergantung bantuan tongkat.

Karena itu salah satu pencinta seni dan budaya NTB yang juga anggota DPR RI Dapil Lombok H Rachmat Hidayat membantu Miq Nasib, kursi roda elektrik senilai Rp30 juta. Bantuan ini merupakan program aspirasi Rachmat Hidayat melalui Kementerian Sosial, salah satu mitra kerja sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI.

Menurut Rachmat, bantuan kursi roda elektrik ini adalah bantuan kecil. Tak akan pernah sebanding dengan dedikasi dan pengabdian besar Kak Nasib untuk menjaga marwah seni dan budaya masyarakat Sasak.

Lalu Nasib AR sendiri, merupakan sosok budayawan dan seni bertalenta  yang betul-betul berjuang dan mendedikasikan dirinya bagi adalah tegaknya marwah budaya Sasak dan pilar keberlanjutan identitas kolektif masyarakat Suku Sasak. Menjaga keaslian dan keunikan warisan budaya, terutama seni pertunjukan Wayang Sasak.

Bagi Rachmat, sosok Lalu Nasib AR, bukan hanya pengawas nilai-nilai dan tradisi seni pertunjukan Wayang Sasak. Tetapi juga garda terdepan yang memastikan warisan budaya tersebut diteruskan dengan penuh kehormatan dan kepedulian kepada generasi penerus.

Toh, di tengah kondisi yang seperti saat ini, dedikasi Lalu Nasib terhadap seni pertunjukan Wayang Sasak, tidak pernah sedikitpun mengendor. Ketika berbicara, kadang suaranya juga terbata-bata. Intonasi suaranya memang masih terdengar sangat lantang, namun sejumlah kata yang terlontar juga kadang terdengar tidak terucap dengan jelas.

Namun saat mendalang, Lalu Nasib memainkan sejenak satu lakon Wayang Sasak. Tangan kanannya menggenggam wayang Jayengrane, sementara tangan kirinya menggengam wayang Umar Maye. Dimainkannya begitu sempurna lakon tersebut dan membius semua tetamu atau pencinta wayang yang hadir. Tak ada suara terbata-bata. Tak ada terdengar pelafalan kata yang tidak tepat. Apalagi yang tidak jelas.

Meski demikian, di tengah kondisi fisiknya yang terbatas, Lalu Nasib masih tetap memenuhi undangan pertunjukan Wayang Sasak. Ahad malam misalnya, jadwal pentasnya pun sudah tersusun. Lalu Nasib akan mendalang di Desa Kumbung, Narmada, memenuhi undangan pementasan wayang dari masyarakat desa setempat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline