Lihat ke Halaman Asli

Sahro Wardil Lathif

Berisi tulisan tulisan kegelisahan batin, dan pergolakan pemikiran serta action yang bisa ku lakukan

Crazy Rich dan Dugaan Korupsi: Ironi di Balik Kemewahan

Diperbarui: 31 Maret 2024   06:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Crazy Rich", julukan yang melekat pada orang-orang super kaya dengan gaya hidup glamor dan fantastis. Namun, belakangan ini, citra mereka tercoreng dengan munculnya kasus-kasus korupsi yang melibatkan beberapa nama "crazy rich" di Indonesia.

Ironis memang, di saat banyak orang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka yang bergelimang harta justru tega mencuri uang rakyat. Kasus korupsi yang melibatkan "crazy rich" ini bagaikan tamparan keras bagi wajah keadilan.

Salah satu contohnya adalah kasus korupsi yang tengah panas belakangan ini, terkait tata niaga komoditas timah. Kemegahan dan kekayaan mereka tak mampu menutupi dugaan korupsi yang merugikan negara hingga triliunan rupiah.

Kasus ini membuka mata kita bahwa korupsi tak hanya dilakukan oleh pejabat pemerintah, tapi juga oleh mereka yang memiliki kekayaan berlimpah. Korupsi tak pandang bulu, ia menjelma menjadi monster yang menggerogoti bangsa ini, tak peduli status sosial dan kekayaan.

Lantas, apa yang membuat "crazy rich" tergoda untuk melakukan korupsi? Apakah nafsu akan harta tak ada habisnya? Ataukah mereka merasa kebal hukum karena kekayaan dan pengaruhnya?

Terlepas dari motifnya, korupsi adalah tindakan yang tak bisa dibenarkan. Korupsi tak hanya merugikan negara secara finansial, tapi juga merusak moral bangsa dan menghambat pembangunan.

Kasus-kasus korupsi yang melibatkan "crazy rich" ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kekayaan tak menjamin kebahagiaan dan ketenangan. Harta yang diperoleh dengan cara haram tak akan membawa berkah, justru akan mengantarkan pada kehancuran.

Diperlukan upaya serius dari semua pihak untuk memberantas korupsi. Penegakan hukum yang tegas dan tanpa pandang bulu menjadi kunci utama. Masyarakat pun harus dilibatkan dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Mari kita jadikan kasus-kasus korupsi ini sebagai pelajaran berharga. Kita harus bersatu padu untuk melawan korupsi, demi mewujudkan Indonesia yang adil dan sejahtera, mulai dari diri sendiri, dengan tampil apa adanya sesuai kemampuan bukan sesuai kemauan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline