Character atau perilaku adalah sifat yang dimiliki tiap tiap indiidu di muka bumi ini. Seiring dengan pertumbuhannya, manusia dengan sifat dinamisnya memiliki karakter yang berbeda beda. Karakter yang dimiliki bisa berasal dari dalam diri sendiri atau dari lingkungan sekitar dan orang lain.
Pengertian character building dari segi bahasa, character building atau pembangunan karakter terdiri dari dua suku kata yaitu konstruksi (construction) dan character (karakter) yang artinya konstruksi dengan sifat perbaikan dan perbaikan, pemeliharaan, pengaturan. Sedangkan karakter adalah kepribadian, budi pekerti, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Dengan demikian, pembentukan kepribadian adalah upaya untuk membentuk dan membentuk karakter dan kepribadian seseorang menjadi baik.
Membangun kepribadian memerlukan perilaku yang baik untuk melaksanakan kegiatan organisasi, baik dalam organisasi pemerintah maupun dalam organisasi swasta masyarakat. Kepribadian merupakan hal yang penting dalam pembentukan kualitas manusia, sehingga kepribadian yang bermakna merupakan nilai dasar yang mengatur segala pikiran, tindakan dan perbuatan setiap orang dalam kehidupan bermasyarakat, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidikan karakter ini dapat membentuk generasi muda untuk sukses. Dalam pendidikan yang sukses, mereka diajarkan nilai-nilai religius yang menggambarkan kebaikan agar generasi muda tumbuh menjadi manusia yang peka sosial. Selain itu anak-anak juga diajarkan nilai-nilai toleransi dan nilai perdamaian atau nilai-nilai kemanusiaan yang membentuk generasi muda kebaikan, kebajikan dan kedamaian. Dalam pendidikan karakter, anak juga diajarkan nilai-nilai kerja keras, kreativitas, kemandirian dan rasa ingin tahu yang besar, yang dapat menjadikan remaja sukses.
Nilai-nilai positif dalam pendidikan karakter dapat membentuk generasi muda yang unggul. Remaja dengan kepribadian yang kuat menjadi dewasa muda yang luar biasa dan membanggakan karena mereka sehat secara fisik, stabil secara emosional, dan berkembang secara intelektual. Menurut Lickona, kepribadian berkaitan dengan konsep moral (pemahaman etis), sikap moral (perasaan etis) dan perilaku etis (ethical behavior). Berdasarkan ketiga faktor tersebut, maka karakter yang baik dapat dikatakan didukung oleh mengetahui yang baik, ingin berbuat baik, dan berbuat baik.
Pendidikan karakter berfungsi untuk (1) mengembangkan potensi dasar berupa budi baik hati, budi pekerti yang baik, dan perilaku yang baik; (2) penguatan dan pengembangan sikap multikultural bangsa; (3) meningkatkan peradaban bangsa agar berdaya saing dalam pergaulan internasional. Pendidikan karakter dilakukan melalui media antara lain keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, bisnis dan media massa.
Oleh karena itu, remaja harus dilatih karakternya untuk mengarahkan perhatiannya pada kegiatan yang positif. Pendidikan karakter yang dapat diberikan kepada remaja antara lain berperilaku jujur, kreatif, percaya diri, santun dan bijaksana. Remaja mengalami gangguan emosi akibat perubahan berat badan, tinggi badan juga mempengaruhi perkembangan psikologis. Di masa-masa yang penuh gejolak dan sulit ini, remaja membutuhkan otonomi yang kuat di sekolah, keluarga, dan komunitas mereka. Dalam kasus ini, remaja membutuhkan orang dewasa untuk membimbing mereka. Untuk itu, agar tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif, remaja harus dididik karakternya.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang mengembangkan kecerdasan, tetapi juga tentang menjadi manusia yang berkepribadian mulia dan berguna bagi nusa dan bangsa. Melalui pendidikan karakter di sekolah akan tercipta generasi yang berbudi luhur dan berpendidikan.
Karakter merupakan faktor penting dalam diri seseorang yang akan mempengaruhi bagaimana ia bersikap terhadap sesuatu. Pada diri siswa kepribadian juga sangat penting, sehingga harus dibangun sejak dini.