Jumat yang sejuk dan tenang. Pukul lima usai salat saya meraih smartphone di atas meja. Selain untuk mencabut pengisian dayanya, juga untuk menjalankan ritual membaca berita setiap pagi sebelum mandi.
Dan, berita pertama yang tersaji untuk saya pagi ini berasal dari instagram kompas.com. Seketika membuka instagram, tanpa bisa memilih apa yang tampil pertama kali di layar, inilah yang saya dapatkan: "Lesti Kejora Cabut Laporan KDRT Rizky Billar".
Entah akan jadi seperti apa hari Jumat ini ketika paginya dimulai dengan berita tentang Lesti. Akan tetapi akhirnya saya tetap membaca juga berita tersebut.
Ternyata beritanya sudah diunggah kompas.com sejak Kamis malam. Isinya tentang penetapan Rizki Billar sebagai tersangka dan akan langsung ditahan oleh kepolisian.
Namun, tiba-tiba Lesti datang ke kantor polisi dan mencabut laporannya. Disebutkan oleh polisi bahwa kesepakatan damai telah terjadi antara Lesti dan Rizki Billar.
OK. Kerja polisi sudah selesai dengan sangat "dramatis". Walau akhirnya korban mencabut laporannya, tugas mengayomi masyarakat bisa dikatakan telah diupayakan.
Kita berharap polisi tidak "trauma" untuk menangani laporan KDRT. Masyarakat pun sebaiknya tidak khawatir akan diabaikan oleh polisi jika melaporkan kejadian KDRT.
Yang perlu kita khawatirkan ialah andai setelah kejadian ini ternyata ada acara TV berjudul "Leslar Balikan".
Mari kita bayangkan setelah penetapan tersangka Rizki Billar sekaligus pencabutan laporan oleh Lesti semalam, para tim kreatif stasiun TV segera berkumpul. Anggota tim yang belum pulang kantor diminta tinggal lebih lama. Sementara yang sudah pulang diminta segera bergabung lewat sambungan video.
Dengan antusias mereka menggelar rapat. Setiap kepala bicara dan menyampaikan pendapat. Ide-ide kreatif pun tumpah ruah. Usulan acara bermunculan. Lalu diputuskan satu bentuk acara eksklusif berupa "syukuran" untuk merayakan perdamaian Lesti dan Billar. Acara yang akan memadukan konser musik, dokumenter, talkshow, dan testimoni.