"Jika miskin merupakan privilese, maka menjadi crazy rich merupakan cara untuk mengambil lebih banyak privilese, termasuk dari orang miskin"
Investasi bodong, trading abal-abal, judi berkedok trading, penyebaran informasi bohong, dan pencucian uang. Itulah sederet label dakwaan yang sekarang sedang dihadapi oleh sejumlah crazy rich dan influencer muda Indonesia.
Mereka yang punya sebutan profesional sebagai "afiliator" mungkin sedang kurang nyenyak tidurnya. Kurang leluasa untuk melanjutkan kebiasaan "flexing" mengunggah foto liburan dan pamer barang mewah di instagram.
Sebab sejumlah korban yang pernah menjadi "member" memutuskan untuk mengungkap kerugian yang diderita setelah mengikuti trading dan investasi gaya baru yang dipromosikan oleh para afiliator. Meski diduga lebih banyak korban lainnya yang memilih diam karena malu atau gengsi, tapi munculnya beberapa korban telah memantik pihak lain untuk turut bergerak.
Banyak pihak mulai lantang membongkar kedok penipuan yang dilakukan oleh para afiliator. Pakar-pakar investasi hingga pesohor bersuara keras lewat media sosial seperti youtube, twitter, dan instagram. Sejumlah konten kreator pun ikut membuat video parodi yang menyindir sepak terjang para crazy rich dan afiliator.
Seruan untuk menertibkan investasi abal-abal dan menindak para afiliatornya pun berhasil menggerakan otoritas terkait untuk bersikap lebih tegas. Bappebti dan kepolisian turun tangan.
Pada 18 Februari 2022 polisi menaikkan kasus dugaan pencucian uang dan penyebaran informasi bohong yang dilakukan oleh salah satu crazy rich ke tahap penyidikan. Crazy rich yang bersangkutan pun akhirnya mengakui kekeliruannya. Lucunya, ia sempat mangkir dari panggilan polisi dengan alasan sedang berobat ke luar negeri.
Lebih lucu lagi, beberapa crazy rich dan afiliator lainnya ikut mengabarkan kondisi mereka yang sedang sakit. Lewat media sosial mereka menggunggah foto yang memperlihatkan sedang mendapatkan perawatan. Menggelikan memang mereka yang masih muda dan selama ini terlihat sehat ceria mengunggah aktivitasnya di media sosial, mendadak jadi pesakitan.
Agaknya para crazy rich dan afiliator ini memiliki jiwa korsa. Mereka sudah dilatih kompak dalam banyak hal. Selain kompak dalam urusan bergiliran memakai barang mewah yang sama dan saling mempromosikan satu sama lain, mereka juga kompak dalam bergiliran "sakit".
Pun demikian dalam hal membersihkan jejak dosa di ruang digital. Ketika salah satu mulai menghapus konten-konten promosi dan kelas tradingnya di youtube, yang lain melakukan yang sama. Lalu dilanjutkan dengan menghapus beberapa unggahan di media sosial lainnya.