Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

Iming-iming "Bonus" dan "Cashback" dari Bank Digital Mendistorsi Tujuan Menabung

Diperbarui: 23 November 2021   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SeaBank, bank digital dari Shopee (dok.pribadi).

Tren Bank Digital terus tumbuh di Indonesia. Penetrasinya meningkat lewat kolaborasi dengan sejumlah marketplace. Iming-iming bonus saldo, cashback, dan diskon belanja daring jadi andalan untuk memikat calon nasabah, khususnya kelompok milenial.

Kenyataan bahwa milenial sangat gemar berbelanja daring memang menjadi pintu masuk yang potensial bagi bank digital untuk menggaet nasabah baru. Buktinya, fitur pembukaan rekening digital hadir di berbagai aplikasi belanja daring.

Semacam konsep "one stop service" diadopsi. Ketika menggunakan sebuah aplikasi belanja daring, seseorang bisa sekaligus membuka rekening bank digital tertentu, mengajukan kartu kredit digital, lalu berbelanja dengan fasilitas pembayaran dari bank tersebut. Mudah, cepat, dan menguntungkan.

Disebut "menguntungkan" karena nasabah yang baru membuka rekening bisa mendapatkan "hadiah" untuk belanja di aplikasi belanja daring tertentu. Misalnya, Sea Bank yang memberikan 50.000-100.000 saldo bonus Shopee Pay bagi nasabah barunya. Dengan demikian bank digital untung karena mendapatkan nasabah baru, Shopee untung karena mendapatkan pelanggan dan transaksi baru, dan sang nasabah "senang" mendapatkan saldo untuk belanja.

Cara serupa juga dilakukan oleh bank-bank digital lainnya. Cobalah buka aplikasi belanja daring manapun yang populer di Indonesia. Kemungkinan besar akan ditemukan penawaran diskon atau cashback dari berbagai bank. Agar bisa mendapatkan "keuntungan" yang dimaksud seseorang harus terlebih dahulu membuka rekening digital.

Strategi bank digital memanfaatkan jalur belanja daring tampaknya cukup berhasil. Sebab tak sedikit orang yang membuka rekening karena mengincar saldo bonus, cashback atau diskon yang ditawarkan.

Walau bank digital bisa mendorong inklusi keuangan yang lebih merata di Indonesia, banyak nasabah tampaknya tak terlalu peduli. Sebab bagi mereka yang terpenting ialah "keuntungan jangka pendek", yakni cashback dan diskon untuk belanja daring. 

Dengan kata lain tujuan konsumtif menjadi motivasi utama. Tujuannya bukan untuk memiliki rekening yang efektif sebagai tempat menabung. Namun, demi memenuhi hasrat berbelanja daring.

Jika sebelumnya orang menabung karena ingin menghemat dengan mengendalikan pengeluaran dan mengalihkannya untuk ditabung, mengurangi belanja agar memiliki dana cukup untuk disimpan, dan memiliki instrumen yang efektif untuk merencanakan keuangan, maka fenomena bank digital justru cenderung mendorong "konsumerisme gaya baru" yang memanfaatkan kemudahan dan "keuntungan" membuka rekening.

Iming-iming  berupa saldo belanja, cashback, atau diskon dari bank digital telah mendistorsi makna menabung. Entah disadari atau tidak, diakui atau tidak, motivasi memiliki rekening digital bergeser menjadi semata-mata demi memudahkan belanja daring.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline