Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

Teroris Milenial Indonesia: Muda, Galau, dan Berbahaya

Diperbarui: 2 April 2021   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapolri mengumumkan identitas teroris di Mabes Polri | foto: youtube.com/c/kompastv.

Jika kami bersama nyalakan tanda bahaya/jika kami berpesta hening akan terpecah/aku dia dan mereka memang gila memang beda.

Saya senang sekali dengan lagu yang petikannya saya sebut di atas. Superman Is Dead dan Shaggy Dog yang membawakannya. Judulnya "Jika Kami Bersama".

Beberapa tahun lampau ketika lagu itu pertama kali diperdengarkan, banyak kaum muda segera menjadikannya sebagai lagu bersama. Dinyanyikan keras-keras maupun lirih-lirih, lagu itu tetap punya energi yang sama.

Sementara pesannya sudah sangat jelas sejak awal lagu dibuka. Tersurat dalam liriknya yang mudah dicerna. Yakni tentang persatuan. Misalnya, kata-kata "nyalakan tanda bahaya" merupakan ungkapan bahwa kekuatan besar bisa diciptakan lewat persatuan.

Oleh karena itu saya mohon maaf karena sekarang harus memotong atau mengambil sebagian liriknya untuk menggambarkan bagaimana fenomena teroris milenial di Indonesia. Tentu lagu ini tidak dilatarbelakangi dan juga tidak ditujukan sebagai insipirasi bagi aksi-aksi tercela.

Teroris Milenial

Ungkapan "muda dan berbahaya" begitu saja melintas dalam benak saya saat merinding melihat dua kejadian teror berurutan yang terjadi Indonesia sepekan terakhir. Serangan teroris di Gereja Katedral Makassar dan Markas Besar Polri dilakukan oleh orang-orang muda yang berbahaya.

Di Makassar sepasang suami istri yang masih muda meledakkan diri dengan bom di pintu gereja. Sedangkan di Jakarta, seorang gadis secara mencengangkan menerobos markas besar polisi dan menebar ancaman di dekat kantor Kapolri sebelum akhirnya ia tewas ditembak aparat.

Usia mereka masih berbilang 20 tahunan. Belum sampai kepala tiga. Mereka tergolong milenial-Z, yakni generasi paling muda penduduk bumi saat ini.

Generasi milenial bagaikan anak emas dunia saat ini. Digadang-gadang menjadi pemain utama dan penentu wajah dunia sekarang dan nanti. Semua memuji, menaruh harapan sekaligus meletakkan beban besar di pundak generasi milenial.

Sebagai bukti bagaimana bernilainya "emas" ini, Presiden Jokowi pun sampai harus membentuk staf khusus milenial sebagai pembantu dekatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline