Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

Salam dari Nasi Goreng Kambing untuk yang Gagal "Nyate"

Diperbarui: 1 Agustus 2020   17:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nasi goreng kambing (Dokumentasi Pribadi)

Satu kantung daging kambing dihantar kepada kami sekitar pukul 10.00 Jumat (31/7/2020) kemarin. Agak kaget saya mengetahui hantaran sepagi itu.

Akan tetapi memang tergolong cepat penyembelihan hewan kurban di tempat tinggal kami pada Idul Adha tahun ini. Karena lokasi penyembelihannya tak terlalu jauh, saya bisa mengetahui kegiatan penyembelihan sudah dimulai sejak pukul 08.00.

Tak heran jika pembagian dagingnya pun bisa dilakukan lebih cepat. Semua warga, termasuk yang berkurban, mendapatkan bagian masing-masing. Sependek pengamatan saya ada seekor sapi dan beberapa ekor kambing yang disembelih dan dibagikan pagi itu.

Seperti tahun-tahun sebelumnya saat mendapatkan daging hewan kurban, terutama kambing, yang pertama terlintas di pikiran ialah mengolahnya menjadi sate. Selain cepat dan mudah membuatnya, peralatannya pun tersedia. Sate menurut saya juga yang paling tidak membosankan rasanya dibanding olahan daging lainnya.

Daging kambing diperam dengan daun pepaya dan air lemon sebelum diolah (Dokumentasi Pribadi)

Sayangnya kali ini saya gagal membakar sate. Sebabnya kehabisan arang di warung. Salah sendiri tidak membeli sehari sebelumnya.

Kemarin begitu sadar tak memiliki arang, saya segera menuju ke warung terdekat. Di sana biasanya tersedia arang. Namun, saya datang terlambat. Arang-arang itu sudah habis terjual. Beberapa orang yang lebih dulu datang telah membawanya pulang ke rumah masing-masing.

Ternyata selalu banyak orang yang berpikiran sama. Bahwa sate kambing merupakan olahan favorit di hari raya Idul Adha sehingga arang pun mendadak laris di mana-mana.

Tak ada arang, wajan pun jadi. Ide lain langsung muncul menggantikan keinginan untuk menikmati sate yang tertunda. Nasi goreng kambing saya rasa juga pilihan yang berselera. Kebetulan sudah agak lama saya tidak menyantap nasi goreng.

Alat membakar sate yang telah saya bersihkan kembali saya kemas. Tusuk-tusuk bambu yang sedang dijemur setelah dicuci saya masukkan kembali ke wadah. Sebagai gantinya saya siapkan ulekan, wajan, dan papan teflon.

Selanjutnya membuka kulkas untuk mencari beberapa bahan. Saya dapatkan cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih dan tomat. Tinggal memastikan bumbu lainnya yang saya pikir sudah cukup dengan bubuk merica dan garam.

Bumbu nasi goreng (Dokumentasi Pribadi)

Kini, giliran menyiapkan daging kambingnya. Meski tidak akan membuat sate, tapi ritual mengiris-ngiris daging menjadi potongan kecil tetap perlu dilakukan. Agak kesulitan saya melakukannya karena pisau dapur yang ada ternyata kurang tajam untuk menyayat daging. Apalagi dagingnya masih dalam potongan besar beserta tulangnya. Perlu beberapa kali irisan untuk mendapatkan potongan daging dengan ukuran yang saya inginkan untuk nasi goreng.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline