Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

Cara Ngabuburit untuk Orang yang Punya Skill Masak Pas-pasan

Diperbarui: 4 Mei 2020   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saus karamel untuk toping dan cocolan roti goreng (dok. pri).

Menjalani puasa Ramadan di tengah pandemi membuat kita memiliki lebih banyak waktu di rumah. Pada saat bersamaan penerapan physical distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah membuat banyak orang merasa mati gaya. Terutama kala sore menjelang waktu berbuka.

Kebiasaan ngabuburit dengan berkeliling mencuci mata sambil mencari takjil dan hidangan berbuka kini sulit dilakukan. Memang di sejumlah tempat masih dijumpai segelintir penjaja takjil. Akan tetapi berkeliaran di luar rumah untuk tujuan yang tidak terlalu mendesak tentu berisiko. Apalagi bagi saya yang tinggal di zona merah yang dalam radius 5 km di lingkungan tempat tinggal sudah ada 14 orang terjangkit Covid-19.

Oleh karena itu, meramu makanan sendiri menjadi pilihan tepat saat ini. Masalahnya skill memasak saya terbilang pas-pasan. Sebagai penggemar berat sayur asem dan sayur sop saya tidak tahu racikan bumbunya dan bagaimana cara meramunya yang baik agar rasanya "aman".

Paling praktis merebus sayur-sayuran dan menyiramnya dengan bumbu kacang. Maka jadilah pecel. Tinggal ditambah telur dadar dengan kreasi toping atau isian. Akan tetapi jika terus menerus menyantapnya bisa menimbulkan kebosanan. Di sisi lain jika terlalu mengandalkan layanan delivery order atau ojek daring bisa mengancam isi dompet.

Mengolah sup buah untuk mengisi waktu ngabuburit di rumah (dok. pri).

Untungnya berdasarkan pengalaman-pengalaman Ramadan sebelumnya dan dari beberapa kehebohan yang pernah berlangsung di dapur, saya memiliki sedikit perbendaharaan resep kudapan sederhana yang bisa disiapkan secara mudah dan murah. Saya pikir mengolahnya kembali saat ini akan menjadi aktivitas yang asyik untuk mengisi waktu ngabuburit.

Kita mulai dari yang segar dan standar, yaitu sup buah. Sejujurnya, tak perlu resep khusus untuk  membuat sup buah. Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, menambahkan empat atau enam sendok susu tak terlalu mencolok bedanya. Begitu pula sirup yang digunakan, baik rasa cocopandan, leci, maupun melon, lidah saya tidak keberatan. Barangkali karena pada dasarnya saya bukan penggemar fanatik hidangan manis.

Yang terpenting bagi saya ialah jenis buah-buahan yang digunakan. Saya penggemar berat semangka dan mangga. Nanas dan pepaya juga saya gemari. Sebaliknya saya tidak terlalu suka melon. Sementara kolang-kaling sudah jadi jajanan sejak kecil. 

Maka cara saya meracik sup buah cukup mengandalkan kombinasi dari beberapa komposisi tersebut. Tidak harus semuanya. Kadang satu macam buah-buahan saja sudah cukup. Ditambah kolang-kaling atau nata de coco. 

Biasanya saya menyiapkan sup buah 2 jam sebelum waktu berbuka. Khusus kolang-kaling direbus lebih awal.

Potongan buah langsung dimasukkan ke wadah untuk dicampur bersama kolang-kaling dan nata de coco. Setelah itu tambahkan air secukupnya. Tak ketinggalan sirup dan susu kental manis. Takaran sirup dan susu kental manisnya cenderung berdasarkan "perasaan" yang sekiranya saya anggap tidak terlalu manis. Lagipula saya sering menambahkan madu ke dalam sup buah.

Semua bahan kemudian diaduk pelan-pelan sekadar untuk memastikan semuanya tercampur. Tak perlu ditambahkan es batu karena saya lebih suka menyimpannya di kulkas agar dingin sampai tiba waktu berbuka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline