Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

"Physical Distancing" Diperketat di Yogyakarta, Belanja Kini Diberi Nomor, Diawasi, dan Dibatasi Jumlahnya

Diperbarui: 27 Maret 2020   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petugas mengawasi antrean di depan pintu masuk Mirota Kampus C. Simanjuntak, Yogyakarta pada Rabu (25/3/2020) (dok. pri).

Pandemi global Covid-19 yang menyebar ke Indonesia terus menimbulkan lonjakan jumlah penderita. Upaya social distancing telah ditingkatkan menjadi physical distancing. Supermarket Mirota Kampus di Yogyakarta pun menerapkan aturan lebih ketat bagi konsumen yang berbelanja mulai 26 Maret 2020.

Pengetatan diuji coba pada Rabu, 25 Maret 2020 di Mirota Kampus, Jalan C. Simanjuntak. Pagi itu sekitar pukul 08.00, saya dan puluhan orang yang hendak berbelanja tidak bisa segera masuk. Kami semua diarahkan lebih dulu untuk berbaris di pintu utara. Sementara pintu barat ditutup rapat.

Sejumlah petugas supermarket mengawasi antrean. Seorang di antaranya mengatur antrean agar jaraknya tidak terlalu rapat. Oleh karena merupakah kebijakan baru, beberapa orang terlihat masih bingung. Petugas pun perlu berulang kali mengarahkan bagaimana dan dari mana harus mengantre.

Tiap-tiap orang dalam antrean selanjutnya dianjurkan memakai masker dan diarahkan menuju wastafel portable tempat mencuci tangan. Di tempat ini seorang petugas memastikan mereka yang hendak berbelanja telah mencuci tangan menggunakan sabun sampai bersih. 

Masyarakat wajib antre dan diperiksa suhu tubuhnya sebelum masuk ke Mirota Kampus (dok. pri).

Usai mencuci tangan, setiap orang diberi nomor antrean untuk dibawa masuk berbelanja. Saya mendapat nomor 53. Nomor ini tidak menunjukkan giliran belanja, tapi digunakan sebagai alat kontrol jumlah orang di dalam supermarket. 

Menurut informasi, jika jumlah orang yang di dalam telah mencapai 100-150 orang, petugas akan menahan sementara arus masuk ke supermarket.

Langkah berikutnya ialah pemeriksaan suhu tubuh dengan thermal gun. Ada petugas yang bersiaga di depan pintu masuk untuk mengukur suhu tubuh setiap orang yang hendak berbelanja.

Usai diperiksa suhu tubuhnya, saya segera menuju tempat keranjang dan troli. Pagi itu saya berbelanja beberapa kebutuhan rutin yang sudah habis dan kebutuhan tambahan. Di antara yang saya masukkan ke keranjang belanja ialah jeruk, pembersih pakaian, pewangi pakaian, gula, dan air mineral. 

Tiap orang wajib mencuci tangan sebelum mendapat nomor antrean masuk ke Mirota Kampus (dok. pri).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline