Telah dilakukan wawancara tatap muka kepada 1.567 umat Islam Indonesia dari 34 provinsi. Salah satu informasi yang digali ialah seputar wawasan tentang ormas Islam.
Hasilnya Front Pembela Islam (FPI) menempati posisi tiga besar ormas yang paling populer di kalangan muslim Indonesia. Popularitas FPI mencapai 73,4% dan hanya kalah dari Nahdlatul Ulama (97,5%) serta Muhammadiyah (94,8%).
Begitulah yang terungkap dalam Indonesia Moslem Report 2019 yang baru saja dipublikasikan Alvara Research Center pada 12 Januari 2020. Respondennya mewakili generasi-generasi yang disesuaikan dengan kondisi demografi umat Islam Indonesia. Generasi itu adalah Gen Z (14-21 tahun), younger millenial (22-29 tahun), older millenial (30-38 tahun), younger gen X (39-46 tahun), dan older gen X (47-55).
Menurut studi tersebut rata-rata muslim Indonesia mengenal 4 hingga 5 ormas Islam. Selain tiga besar di atas, ormas lain yang cukup populer adalah Lembaga Dakwah Islamiah Indonesia (LDII) dan Hisbut Tahrir Indonesia (HTI).
Dilihat dari generasinya, milenial paling banyak mengetahui tentang ormas Islam dibanding generasi lainnya. Dengan demikian tingkat popularitas ormas Islam Indonesia sangat ditopang oleh wawasan muslim milenial.
Menariknya popularitas NU dan Muhammadiyah secara umum merata di setiap generasi, sedangkan popularitas FPI lebih banyak berasal dari kalangan milenial dibanding generasi lainnya.
Banyaknya pemberitaan seputar FPI dan peristiwa-peristiwa besar yang melibatkan aktivitas FPI atau tokoh-tokohnya kemungkinan menjadi salah satu pemicu besarnya popularitas FPI di kalangan muslim Indonesia, terutama milenial. Apalagi menurut studi ini juga generasi milenial paling banyak mengakses portal media Islam.
Meskipun demikian, popularitas FPI yang tinggi tidak diikuti dengan jumlah anggota atau pengikutnya. FPI yang SKT-nya baru saja tidak diperpanjang/diterbitkan hanya memiliki anggota sekitar 0,3%. Jumlah itu bahkan lebih sedikit dibanding anggota LDII, Nadhlatul Wathan, dan Al-Wasliyah.
Secara umum muslim Indonesia lebih dekat kepada Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Menurut temuan studi ini 6 dari 10 umat Islam Indonesia mengaku dekat dengan NU. Ajaran dan kultur NU dianggap lebih cocok dengan mayoritas umat Islam di negeri ini.
Selain soal ormas Islam, studi ini juga mengungkap tentang sumber preferensi keagamaan umat Islam Indonesia. Mayoritas muslim Indonesia menjadikan ulama sebagai rujukan informasi keagamaan.
Masalah popularitas menjadi salah satu kriteria umat Islam Indonesia dalam memilih ulama rujukan. Jadi selain penguasaan referensi agama dan masalah umat, tingkat popularitas seorang ulama dianggap penting oleh umat Islam Indonesia.