Menginjak usia musikalnya yang ke-33 tahun, belum ada tanda-tanda KAHITNA akan berhenti. Lewat lagu baru berirama jazz, KAHITNA mencoba membesarkan hati para korban cinta yang tak harus memiliki.
KAHITNA terus melangkah jauh sembari berevolusi. Ketika album pertama Cerita Cinta lahir pada 1994, mereka adalah grup pop yang baru hijrah dari jazz. Formasinya adalah Yovie Widianto (keyboard, piano), Bambang Purwono (keyboard), Harry Suhardiman (perkusi), Budiana Nugraha (drum), Andrie Bayuadjie (gitar), Dody Isnaini (bass), serta trio vokalis yang ditempati Carlo Saba, Hedi Yunus, dan Rony Waluya.
Formasi band sedikit berubah manakala mereka mengeluarkan album kedua "Cantik" pada tahun 1996. Saat itu KAHITNA tinggal delapan orang setelah Rony Waluya memutuskan lulus lebih dini. Komposisi delapan personel dengan orang-orang yang sama terus bertahan pada album "Sampai Nanti" (1998), "Permaisuriku" (2000), dan "The Best of KAHITNA" (2002).
Pada 2003 KAHITNA kembali bersembilan. Yovie dan kawan-kawan memasukkan Mario Ginanjar sebagai tandem Hedi dan Carlo. Sementara personel lainnya tetap sama. Saat itu mereka merilis "Cinta Sudah Lewat", album yang semakin mengukuhkan evolusi KAHITNA sebagai band pop romantis.
Tiga tahun berselang, pada 2006 KAHITNA melempar album baru lagi bertajuk "Soulmate". Lalu pada 2010 mereka kembali dengan kemasan yang lebih segar, tapi tetap kalem lewat album "Lebih Dari Sekadar Cantik".
Mengiringi konser akbarnya pada 2011, album "25 Tahun Cerita Cinta" dipersembahkan KAHITNA untuk para penggemar setianya. Dan, lima tahun kemudian KAHITNA melahirkan "Rahasia Cinta" yang berisikan 11 lagu.
Semua catatan di atas menunjukkan bahwa KAHITNA selalu ada dan akan terus ada. Meski demikian, setelah lewat dari 30 tahun wajar jika khalayak bertanya: akan ke manakah mereka selanjutnya?
Jazz Lagi dan Vokalis Baru
Nyatanya, KAHITNA belum berniat untuk meletakkan alat musiknya. Terkini, pada 15 Maret 2019 KAHITNA memberi kado manis kepada penggemarnya berupa lagu baru berjudul "Seribu Bulan, Sejuta Malam". Lagu yang cikal bakalnya sudah muncul pada 2012 silam ini menjadi penanda bagi pencapaian KAHITNA yang terus bertahan sejak didirikan pada 24 Juni 1986.
"Seribu Bulan, Sejuta Malam" menyodorkan beberapa keistimewaan khas KAHITNA. Seperti ingin mengajak para penggemarnya untuk sejenak menengok ke belakang, kembali ke masa awal di mana band ini lahir dari rahim fusion jazz. Namun, kali ini lewat jazz yang lebih smooth.
Maka dari itu pada saat yang bersamaan pula, KAHITNA hendak memberi tahu penggemarnya yang lebih baru bahwa dengan jazz bukan tandanya KAHITNA telah menjadi berbeda.
KAHITNA hanya sedang berganti busana dengan pakainnya yang lain yang sudah lama disimpan di sudut lemari tuanya. Dengan pakaian itu tidak ada yang berubah dari jiwa KAHITNA.