Sekitar pertengahan Januari lalu, seorang teman tiba-tiba ingin meminjam buku dari saya. Ia mengirim pesan. "Ndra, bisa pinjam buku-bukunya Dini nggak?".
Saya langsung paham bahwa Dini yang ia maksud adalah Nh. Dini. Akan tetapi saya agak terkejut ia berminat membaca Dini karena selama ini ia lebih merupakan wakil dari penggemar buku-buku yang lebih "ngepop".
Rupanya, teman saya penasaran dengan karya Nh. Dini. Ia belum pernah membaca karya Dini yang manapun dan ingin membacanya begitu tahu bahwa sang sastrawan wanita itu telah meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas pada 4 Desember 2018.
Diketahui olehnya bahwa saya memiliki beberapa karya Nh. Dini seperti halnya saya mengkoleksi karya Mira W. Saya lalu menawarkan "Gunung Ungaran", novel Nh. Dini yang terbit pada 2018. Alasannya karena saat itu saya masih sedang membaca Gunung Ungaran dan setelah selesai nanti saya bersedia meminjamkannya.
Bicara soal novel Gunung Ungaran, sebenarnya saya agak terlambat mendapatkannya. Meskipun demikian, saya bersyukur bisa memilikinya. Apalagi mengingat tak lama setelah kepergian Nh. Dini untuk selamanya, Gunung Ungaran tampaknya langsung diburu orang-orang dan segera menjadi karya yang istimewa karena itulah karya terakhir Nh. Dini.
Di sebuah toko buku pada suatu hari saya mendapati Gunung Ungaran telah habis. Padahal, beberapa hari sebelum Nh. Dini tutup usia, stok buku itu cukup tersedia. Sementara di beberapa penjual buku yang menjajakannya melalui marketplace, Gunung Ungaran ada yang dijual lebih tinggi dibanding harga resmi.
Saya sempat mencari informasi ke penerbit buku tersebut, yakni Media Pressindo yang berkantor di Yogyakarta. Ketika menanyakan ketersediaan Gunung Ungaran di toko mereka, ternyata buku itu sudah habis dan penerbit belum akan mencetak ulang. Untuk sementara penerbit hanya memfasilitasi pembaca yang ingin memiliki Gunung Ungaran dengan memesan secara print on demand (POD) dan tanpa potongan harga.
***
Gunung Ungaran memang istimewa. Namun, karya Nh. Dini yang menjadi favorit saya adalah "Pertemuan Dua Hati". Novel tersebut sangat berkesan karena lewat karya itulah saya segera berminat untuk membaca karya-karya Nh. Dini lainnya.
Pertemuan Dua Hati merupakan buku Nh. Dini yang pertama kali saya beli dan saya baca sampai tuntas. Saya membelinya pada Januari 2011.
Akhir tahun 2010 atau awal 2011 bisa dibilang awal mula saya membeli dan mengumpulkan banyak bacaan. Dan karya-karya Nh. Dini, bersamaan dengan Mira W dan Marga T, adalah yang pertama mengisi rak buku saya.