Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

Makam dengan Salib dan Makam Muslim Rebah Berdampingan di Dusun Ini

Diperbarui: 20 Desember 2018   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gereja di tengah-tengah rumah warga di Dusun Jetak, Wedi, Klaten, Jawa Tengah (dok. pri).

Pemotongan nisan salib dan larangan berdoa yang dialami oleh sebuah keluarga pemeluk Katolik saat hendak memakamkan anggota keluarganya di Kotagede, Yogyakarta, pada Senin, 17 Desember 2018, memicu keprihatinan. 

Peristiwa tersebut segera menjadi sorotan luas karena melukai semangat toleransi dan bertentangan dengan prinsip kehidupan di negara yang berlandaskan Pancasila. Kejadian yang sangat disayangkan itu pun kembali mencuatkan isu intoleransi di Yogyakarta.

Peristiwa itu lalu mengantarkan saya untuk mengingat lagi sebuah tempat bernama Jetak, sebuah dusun kecil di Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Itu pun masih ke selatan lagi melewati persawahan yang sedemikian luas mengelilingi kampung-kampung tempat tinggal.

Kehidupan sehari-hari di Jetak sangat tenang. Begitu tenangnya hingga saat malam tiba suara jangkrik dan binatang malam lainnya sering terdengar lebih nyaring dibanding suara televisi. 

Tenangnya kehidupan di Jetak tidak lepas dari para warganya yang senantiasa damai dalam berkehidupan. Jetak terlindung dari polusi suara dan udara, sekaligus terjaga dari polusi-polusi pemikiran yang di tempat lain seringkali membuat orang kehilangan kewarasan dan keluwesan.

Dusun Jetak saya kenal sejak kecil. Di sini orang tua saya dilahirkan sehingga saat lebaran selalu saja perjalanan ke Jetak menjadi ritual yang mesti dijalani. 

Seiring waktu saya semakin sering mengunjungi Jetak. Biasanya saya menginap barang satu malam di rumah kakek atau rumah saudara lainnya yang juga tinggal di Jetak.

Sekitar enam bulan lalu saya datang lagi ke Jetak. Bersama orang tua dan handai taulan kami mengantarkan kakek ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Pemakaman tempat kakek dikuburkan tidak terlalu jauh dari rumah kakek. Berjalan kaki hanya butuh waktu sekitar 15 menit. 

Pemakaman itu juga sudah sering saya kunjungi karena nenek dan beberapa saudara dimakamkan di sana sehingga setiap kali ke Jetak kami yang masih hidup menyempatkan berziarah dan mengirimkan doa bagi keluarga yang telah pergi.

Pemakaman umum di dusun Jetak. Di sini lazim dijumpai makam dengan salib berdampingan di antara makam-makam muslim (dok. pri).

Di pemakaman yang cukup luas tersebut makam-makam muslim rebah berdampingan dengan makam-makam nonmuslim. Tidak ada area khusus makam muslim dan nonmuslim sehingga makam bertanda salib bisa berada di antara sekelompok makam dengan nisan bergaya Islam.  
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline