Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

Kreasi Limbah Kelapa yang Menghidupi dari Purbalingga

Diperbarui: 3 Desember 2018   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perajin limbah kelapa di Purbalingga Wetan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah (dok. pri).

Limbah bukan selalu barang yang tak berharga. Di tangan para perajin dari Kelurahan Purbalingga Wetan, limbah kelapa diubah menjadi produk-produk yang bernilai.

Suara bising terdengar dari bangunan bekas gedung sekolah dasar yang hampir seluruh dindingnya telah kusam dan berdebu. Di halaman serta ruangan-ruangannya terserak banyak potongan kayu dan tempurung kelapa. 

Belasan orang terlihat sibuk di sana pada Sabtu (24/10/2018) siang itu. Berbekal peralatan dan mesin sederhana mereka berkreasi sekaligus menghidupi diri.

Salah satunya adalah Warsin (50) yang sedang membuat irus atau sendok besar untuk menyendok sayur. Dengan tekun ia memilah tempurung kelapa lalu membersihkannya. Tempurung itu kemudian dibentuk dan dihaluskan permukaannya menggunakan mesin yang dimodifikasi dari bekas mesin pompa air. Pekerjaan dilanjutkan dengan membuat gagang dari potongan batang kelapa. Tempurung dan gagang kemudian disatukan menggunakan paku kecil serta sedikit lem kayu sebagai perekat.

Turun Temurun

Warsin adalah satu dari sekitar 25 pembuat kerajinan berbahan limbah kelapa di Kelurahan Purbalingga Wetan, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Belum diketahui kapan tepatnya pembuatan kerajinan dari limbah kelapa di Purbalingga Wetan berawal. Menurut sejumlah perajin, orang tua mereka dulu sudah menekuni pekerjaan tersebut.

Limbah kelapa berupa tempurung dan kayu dari batang kelapa sebagai bahan baku kerajinan (dok. pri).

Sumadi (66), salah satu perajin tertua yang masih bertahan, mengatakan bahwa pembuatan irus dari tempurung kelapa sudah berkembang di desanya pada tahun 1970-an. Ia pun mewarisi keterampilan membuat irus dari orang tuanya. Hal itu dibenarkan oleh Warsin yang mengaku mulai belajar membuat irus dan centong dari orang tuanya saat ia masih kecil.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembuatan kerajinan dari limbah kelapa di Purbalingga Wetan sudah berlangsung sejak lama. Pengetahuan dan keterampilan itu kemudian diwariskan antar generasi. Para perajin yang masih mempertahankan usaha kerajinan secara turun temurun itu percaya bahwa kreasi limbah kelapa mampu menghidupi mereka.

Beragam

Pada mulanya perajin di Purbalingga Wetan hanya membuat centong, irus, dan ulekan, tapi kini mereka juga membuat sodet, vas bunga, cangkir, asbak, kotak lampu, hingga sandal. Bentuk dan variasi setiap produk pun semakin beragam. 

Tidak ada pelatihan khusus yang diikuti oleh perajin. Pada umumnya mereka bisa membuat kerajinan limbah kelapa hanya dengan melihat orang tua atau tetangga mereka dulu membuatnya.

Tempurung kelapa untuk membuat irus, vas bunga, dan lain-lain (dok. pri).

Bahan baku utama tempurung dan batang kelapa didapatkan dari beberapa wilayah penghasil kelapa di Purbalingga seperti Slinga dan Kejobong. Namun, ada kalanya bahan baku didatangkan dari luar Purbalingga atau perajin menggunakan kayu melinjo saat bahan utama sulit didapatkan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline