Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

Duku dari Kebun Paini

Diperbarui: 8 Maret 2018   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pohon Duku sedang berbuah (dok. pri).

Hanya untuk memetik buah Duku dari satu pohon, Paini (45) berjalan menuju kebun miliknya di Desa Kejobong, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga, pada Sabtu  (3/3/2018) siang. Di kebun ia dibantu dua orang kerabatnya. Satu di antaranya bertugas memanjat pohon Duku. 

Sedangkan Paini dan seorang lainnya menunggu di bawah untuk memindahkan Duku yang dipetik ke dalam karung. Buah Duku yang didapat hari itu rencananya akan dijual ke pasar atau ke pedagang besar.

Sedikit demi sedikit karung mulai terisi buah Duku. Paini berniat menjual Duku dari kebunnya itu ke pasar atau ke pedagang besar yang sering membeli Duku dari pemilik pohon untuk dijual lagi. 

Bulan Maret menjadi awal musim Duku yang biasanya akan terus berlangsung hingga akhir April. Sepanjang itu pula buah yang memiliki nama latin Lansium dookoo ini mudah dijumpai di pasar dan penjual buah, termasuk para penjual dadakan yang mencoba meraup rezeki dari melimpahnya Duku.

Pohon Duku di halaman rumah warga di Desa Kejobong. Saat musim berbuah tiba di bulan Maret-April, pohon-pohon itu menghasilkan Duku-duku terbaik (dok. pri).

Duku dari Purbalingga pun sudah terkenal memiliki kualitas dan rasa yang baik. Purbalingga memang salah satu daerah penghasil utama Duku di Indonesia. Daerah penghasil lainnya adalah Palembang, Bengkulu, Condet, dan Rembang. Konon, Duku dari Palembang yang tersohor pun bibitnya dibawa oleh transmigran asal Purbalingga yang pindah ke Pulau Sumatera.

Di Purbalingga Duku banyak berasal dari wilayah Kalikajar dan Kejobong. Pemandangan rumah yang bersanding dengan kebun duku adalah hal yang biasa di kedua wilayah tersebut. 

Banyak pula masyarakat yang menanam satu atau dua pohon duku di halaman depan rumahnya. Saat memasuki musim berbuah, Duku-duku mengalir deras dari Kalikajar dan Kejobong. Mulai dari  sepanjang jalan di tengah kota hingga ke desa-desa, kemudian di pasar-pasar tradisional,  duku menjadi etelase yang sangat mencolok di Purbalingga.

Pohon Duku di kebun milik Paini sedang berbuah dan dipetik hasilnya (dok. pri).

Duku dari Purbalingga juga beredar hingga ke daerah lain, seperti Purwokerto, Yogyakarta, hingga Jakarta. Jika sudah sampai ke pedagang harganya berkisar antara Rp8000-Rp15000 per kilogram tergantung kelas dan kualitasnya. 

Sementara di tingkat pemilik kebun harganya jauh lebih murah lagi. Oleh karena itu, tidak sedikit penggemar Duku yang memilih berburu langsung ke kebun di desa-desa penghasil Duku. Selain bisa mendapatkan harga yang murah, Duku yang didapat juga dijamin segar.

Paini tidak menanam banyak pohon Duku. Di kebunnya yang tak terlalu luas, hanya tumbuh satu pohon Duku. Kebun miliknya lebih banyak ditanami singkong dan pisang. Meskipun demikian, setiap tahun satu pohon Duku itu selalu memberikannya hasil. 

Ratusan atau bahkan ribuan tandan Duku tertancap di cabang dan ranting pohon. Buahnya menggantung dan beberapa tandan berada cukup rendah sehingga bisa dipetik tanpa harus memanjat pohonnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline