Minahasa Tenggara di Provinsi Sulawesi Utara ternyata memiliki potensi alam yang besar dan beragam. Tak hanya kandungan mineral seperti emas di perut buminya, di atasnya yang banyak berupa perbukitan dan hutan juga melimpah hasil bumi berupa buah-buahan.
Seperti dijumpai di Desa Pangu, Kecamatan Ratahan Timur, Kabupaten Minahasa Tenggara. "Buah-buahan di sini melimpah. Apalagi salak, kalau sedang panen mau berapa banyak pun ada", kata Yance, salah seorang penjual sekaligus pengumpul buah-buahan yang membuka usaha di pinggir jalan raya Desa Pangu.
Selain Yance di sepanjang jalan yang diapit perbukitan juga ada beberapa penjual buah-buahan lainnya. Mereka berjualan di lapak-lapak semipermanen maupun kios-kios yang menyatu dengan rumah tempat tinggal.
Salak merupakan buah yang dominan dihasilkan di Desa Pangu. Banyak warga desa yang memiliki kebun salak dengan luas bervariasi. Saat musim panen setiap hektar kebun salak bisa menghasilkan sekitar 600--1000 kg buah salak. Pemanenan biasa dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan siang.
Yance mengaku saat panen tiba ia bisa mendapat salak hingga 5 ton dari petani atau pemilik kebun hanya dalam satu kali pengumpulan. "Saya buka dari pagi sampai dini hari karena panen banyak", ucapnya menggambarkan betapa melimpahnya hasil panen salak di desa tersebut.
Dari kebun, para petani atau pemilik kebun umumnya langsung menghantarkan hasil panen salak ke tempat Yance dengan menggunakan sepeda motor. Tapi ada juga yang menggunakan mobil bak terbuka jika jumlahnya cukup banyak. Setelah tiba salak langsung ditimbang untuk menentukan harga yang akan dibayarkan kepada petani.
Salak Pangu cukup terkenal dan telah dipasarkan hingga ke Gorontalo dan Ternate. Salak Pangu yang termasuk varietas amboinensis (Salacca zalacca var. amboinensis) memiliki cita rasa yang istimewa. Rasa manis dan asam bercampur dalam daging buahnya yang putih, tebal, dan renyah. Tumbuh di daerah berhawa sejuk membuat salak pangu terasa segar dan memiliki sensasi dingin ketika digigit.
Selain salak, kebun-kebun di Desa Pangu juga menghasilkan manggis, langsab, rambutan, alpukat, dan durian. Kondisi geografis Desa Pangu telah memberikan berkah karena cocok ditanami berbagai macam buah-buahan. Suhu, kelembaban, serta kandungan unsur hara di dalam tanahnya tidak hanya menyuburkan setiap tanaman yang tumbuh di atasnya, tetapi juga membuat buah yang dihasilkan berkualitas dan memiliki cita rasa yang nikmat. Buah manggis misalnya, meski berukuran tidak terlalu besar, tapi daging buahnya berwarna putih bersih, manis, dan harum.
Oleh karena kios milik Yance menjadi tempat penjualan sekaligus pengumpulan maka pembeli bisa memilih langsung buah-buahan segar dari keranjang petani yang baru tiba atau sedang disortir. Yance pun mempersilakan calon pembeli mencicipi buah-buahan itu lebih dahulu sebelum memutuskan akan membeli atau tidak.
Harga buah-buahan di Desa Pangu, terutama di kios milik Yance relatif murah. Sebagai contoh Salak Pangu kualitas terbaik dihargai Rp8.000 per kilogram dan yang termurah adalah Rp5.000 per kilogram. Harga tersebut bisa lebih murah jika membeli dalam jumlah banyak. Para pedagang pasar yang mengambil salak di tempat Yance untuk dijual lagi di pasar juga akan mendapat harga lebih murah. Contoh lainnya, saat musim durian dan hasilnya melimpah penggemar durian bisa merasakan legit dan manisnya durian dari Desa Pangu dengan harga Rp10.000-35.000 per buah tergantung ukurannya.
Selain melayani pembeli yang datang ke tempatnya, Yance juga memasok buah-buahan ke daerah lain. Saat musim panen Yance dibantu beberapa karyawannya tak henti menerima buah-buahan dari kebun warga. Buah-buahan itulah yang setelah dipilah dan dikemas kemudian didistribusikan ke daerah-daerah dan provinsi lainnya.