[caption caption="Rombongan Kompasianer Jogja (KJog) diterima di depan Ruang Garuda Istana Kepresidenan Yogyakarta pada Senin, 21 Maret 2016 (dok. pribadi)."][/caption]Lama dinanti, pertemuan perdana “Kompasianer Jogja” akhirnya terlaksana. Sejak dilahirkan beberapa bulan lalu, beberapa rencana kopdar telah disusun. Akan tetapi, keinginan itu urung terwujud karena keluarga ini ternyata cukup heterogen, baik dari segi usia, aktivitas hingga asal muasal. Kompasianer Jogja tidak hanya berdomisili di Yogyakarta, tapi juga dari Magelang. Klaten hingga Purworejo di Jawa Tengah. Sementara pertemuan-pertemuan kecil hanya terjadi di antara beberapa anggota laki-laki yang punya kebiasaan sama yakni nongkrong di angkringan hingga larut malam.
Di grup obrolan whatsapp pembahasan mengenai tanggal dan jam pertemuan sering berujung buntu. Jangankan menentukan jam, memilih satu hari yang sakti pun tidak mulus. Meskipun demikian keinginan untuk segera bertemu pada satu kegiatan terus dirancang.
Oleh karena itu pertemuan pada Senin, 21 Maret 2016 bisa dianggap sebagai kopdar perdana Kompasianer Jogja yang selanjutnya bisa disapa dengan “KJog”. Sejak jauh hari beberara kompasianer telah menyepakati pertemuan ini. Tentu saja dengan konsekuensi yang harus diambil sebagian kompasianer yakni mencuri kesempatan cuti separuh hari. Membayar pengorbanan KJog yang telah meluangkan waktunya, kopdar pun digelar di tempat istimewa yaitu Istana Kepresidenan Yogyakarta atau biasa disebut Gedung Agung.
[caption caption="Istana Kepresidenan Yogyakarta (dok. pribadi)."]
[/caption]Lebih dari sebulan yang lalu usulan untuk mengunjungi istana saya lontarkan. Hal ini lalu disambut oleh beberapa kompasianer. Meski saya yang mengusulkan, tapi Mba Vika lah orang di balik suksesnya kunjungan ke Istana Kepresidenan. Mba Vika adalah salah satu admin KJog. Ia bergerak cepat mematangkan rencana termasuk mengajukan permohonan bertamu ke istana dan mendata kompasianer yang akan hadir. Kabar baik pun didapat dan rombongan kompasianer yang berjumlah sekitar 14 orang telah diagendakan untuk datang ke Istana Kepresidenan terkecil di Indonesia itu.
[caption caption="KJoga berfoto di depan Istana Kepresidenan (dok.pribadi)."]
[/caption]Blusukan selama hampir 2 jam di Istana Kepresidenan Yogyakarta berlangsung menyenangkan. Selain melihat dan mengenal lebih dekat istana yang selesai dibangun pada 1832 ini, anggota KJog juga bisa saling mengenal karena sebagian baru pertama kali bertemu.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka berkumpul, Kjog tak langsung membubarkan diri setelah kunjungan ke istana usai. Pertemuan lanjutan digelar di Raminten Mirota Batik yang hanya berjarak 50 meter dari istana. Di tempat ini Pak Ang Tek Khun memaparkan sejarah singkat Kompasianer Jogja serta arah yang hendak ditandai oleh komunitas ini. Sambil menyantap hidangan, beberapa kompasianer ikut menyampaikan pandangan dan harapannya tentang KJog.
Mendekati akhir pertemuan, pembicaraan dilanjutkan dengan membahas agenda kegiatan terdekat yang hendak digelar bulan April mendatang. Rencanya KJog akan bertandang ke kampus Universitas Gadjah Mada untuk mengikuti diskusi dengan sejumlah peneliti di sana. Apa yang hendak dibahas dan apa hasilnya?. Mari tunggu saja ceritanya dari laskar KJog yang akan hadir pada acara itu nanti.
[caption caption="Kabinet Kompasianer Jogja (dok. pribadi)."]
[/caption]***
Suatu malam saya duduk mendengar obrolan Mas Arif L Hakim dan Pak Ang Tek Khun. Mereka mengungkapkan harapan dan arah KJoga ke depan. Meski menyadari langkah pertama selalu tidak mudah, tapi kedua kompasianer ini memiliki mimpi yang menyenangkan untuk KJog. Saya tak punya pilihan selain mengamini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H