[caption caption="Anoectochillus reinwardtii, spesies anggrek dari Indonesia yang dikenal sebagai "Anggrek Permata"."][/caption]
Anggrek adalah kelompok tumbuhan yang dikenal eksotis karena bunganya yang indah. Dari total spesies anggrek dunia yang berjumlah sekitar 25.000 spesies, hampir semuanya memiliki bunga yang cantik dan penuh warna.
Namun tidak dengan anggrek yang bernama bernama Anoectochillus reinwardtii. Dalam kepustakaan anggrek dunia, Anoectochillus reinwarditii disebut sebagai anggota kelompok “Jewel Orchid” atau “Anggrek Permata”. Bunganya memang unik. Akan tetapi, spesies ini lebih dikenal karena daunnya yang menarik.
Karakter unik daun anggrek ini terletak pada bentuk, warna dan pola tulang daunnya. Anoectochillus reinwardtii memiliki daun berjumlah 4-6. Batangnya pendek sehingga di habitatnya anggrek ini tumbuh dengan posisi daun yang rendah. Daunnya berbentuk bulat telur hingga elips dengan ujung meruncing. Ukurannya tidak terlalu besar. Permukaan atas daunnya berwarna coklat kehijauan atau hijau yang sangat tua. Sementara permukaan bawah daunnya berwarna coklat muda dengan semburat jingga.
[caption caption="Daun Anoecthocillus reinwardtii memperlihatkan karakternya yang unik dan menarik."]
[/caption]
Tulang daunnya sangat mencolok, berwarna jingga hingga merah yang sangat terang sehingga terlihat kontras dengan warna daunnya. Tulang daun yang bermula dari pangkal daun melengkung hingga ke ujung. Cabang tulang daun menjalar ke arah lateral membentuk susunan jala. Dalam keadaan basah atau terpercik air, daunnya akan semakin mengkilat dan menampilkan semua karakternya yang cantik. Karakter daun yang istimewa ini membuatnya bagaikan “permata” di tengah hutan.
Anoectochillus reinwardtii adalah anggrek tanah yang ditemukan hampir 2 abad lalu di Jawa. Spesies ini dipublikasikan oleh Carl Blume dan diakui secara sah sebagai spesies anggrek baru pada tahun 1858. Penunjuk spesies “reinwardtii” merupakan persembahan kepada Caspar Reinwardt, botanis asal Belanda kelahiran Jerman yang juga merintis Kebun Raya Bogor.
[caption caption="Anggrek Permata tumbuh di dalam hutan tropis yang kaya humus dan berseresah."]
[/caption]
Habitat utama anggrek ini berada di hutan hujan tropis dengan ketinggian 200-1500 meter di atas permukaan lain. Selain di Jawa, anggrek ini juga dilaporkan ditemukan di hutan Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Thailand dan beberapa negara Asia lainnya.
Meski di Indonesia kurang dikenal, anggrek ini justru diperjualbelikan di beberapa negara dengan harga yang lumayan tinggi. Di sejumlah negara Asia daun anggrek permata dikomersialisasikan sebagai bahan sayuran. Sementara beberapa masyarakat sub-etnik Batak Simalungun di Sumatera Utara diketahui memanfaatkan anggrek ini sebagai tumbuhan obat tradisional.
[caption caption="Anoectochillus reinwardtii yang masih muda memperlihatkan satu daunnya menggulung."]
[/caption]