[caption caption="Anggrek Dendrobium mutabile di Taman Nasional Gunung Merapi."][/caption]
Memilih pasangan bukan sekadar untuk berhubungan sementara atau teman senang-senang. Pasangan ibarat teman hidup. Itulah yang dilakukan setiap manusia dalam memilih pasangannya.
Tetapi tahukah anda bukan hanya manusia yang selektif memilih teman hidupnya?. Tumbuhan yang dikenal pasif bergerak ternyata juga memiliki sifat pilih-pilih pasangan. Hal ini ditunjukkan oleh Anggrek epifit yang tak sembarangan memilih inang. Anggrek epifit adalah kelompok Anggrek yang hidup menempel pada tumbuhan lain sebagai inang. Hubungan Anggrek dengan inangnya tidak bersifat parasitisme. Anggrek epifit juga seringkali mampu beradaptasi dengan menempel pada bebatuan.
Hubungan spesial antara Anggrek epifit dengan tumbuhan inangnya sudah lama memunculkan hipotesis. Penelitian yang dilakukan tim dari Fakultas Biologi UGM di tahun 2010 pun menguatkan adanya asosiasi yang khas antara Anggrek epifit dengan beberapa spesies tumbuhan yang menjadi inangnya di bukit Plawangan, Taman Nasional Gunung Merapi.
Menurut hasil penelitian ini beberapa jenis Anggrek epifit memilih inang dengan karakteristik kulit pohon tertentu. Karakter kulit pohon dibentuk salah satunya oleh jaringan gabus, sebuah lapisan kompleks yang terdiri dari sel-sel mati dan sel-sel hidup.
[caption caption="Jaringan gabus diamati menggunakan mikroskop. Jaringan kompleks ini dapat ditemukan pada kulit pohon."]
[/caption]
Secara umum Anggrek memilih inang dengan kulit pohon yang tua, stabil (tidak mudah mengelupas), keras, kasar dan tidak bergetah. Karakter-karakter itu mendukung perlekatan akar dan menopang Anggrek pada pohon inang. Selain itu ada faktor lain seperti keasaman dan ketersediaan nutrien pada kulit pohon.
Berikut ini beberapa jenis Anggrek epifit dan pohon inang teman hidupnya di bukit Plawangan.
- Dendrobium sagittatum dan Eria sp., dua jenis Anggrek berasosiasi dengan pohon Dadap (Erythrina sumbubrans). Pohon dadap memiliki kulit pohon keras, stabil atau tidak mudah mengelupas. Meski menghasilkan getah berwarna merah, Dadap tetap disukai kedua jenis anggrek di atas sebagai inang atau pasangan hidup.
- Dendrobium sagittatum juga menyenangi pohon Pinus (Pinus merkusii) sebagai inang. Meski kulitnya kurang stabil dan menghasilkan getah, namun tekstur kulit pohon Pinus yang kasar dan keras merupakan kriteria yang disenangi Dendrobium sagittatum.
- Selain kedua jenis pohon di atas, Dendrobium sagittatum juga berasosiasi dengan pohon Puspa (Schima wallichii). Kulit pohon Puspa yang stabil, kasar, bercelah, keras dan tidak memiliki getah membuatnya cocok sebagai teman hidup. Karakter kulit pohon Puspa juga disenangi oleh Coelogyne speciosa.
[caption caption="Dendrobium sagittatum di Taman Nasional Gunung Merapi melekat pada pohon Pinus merkusii. Kulit batang Pinus yang keras dan kasar dengan celah-celah yang dalam membuat Pinus disukai sebagai inang Anggrek ini."]
[/caption]