Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

Memotret Keramaian, Pelarian Saat Bingung Memotret

Diperbarui: 20 Juni 2015   02:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1403406340286687614

Memotret adalah sesuatu yang menggembirakan. Bagi saya kegiatan ini sama menyenangkannya dengan membaca buku, keduanya sering jadi pelarian saya di kala malas atau lelah mengerjakan yang lain.

[caption id="attachment_312236" align="aligncenter" width="600" caption="Seperti penonton festival."][/caption]

Ada alasan mengapa memotret selalu menggembirakan bagi saya. Pertama, meski memotret perlu teknik dan pengetahuan yang cukup, tapi bagi saya pribadi memotret adalah saat di mana kita bebas menekan tombol shutter tanpa harus banyak berfikir. Saya mungkin penganut aliran “memotret yang penting jepret dulu baru pikir belakangan”.

Kedua, tak perlu ide yang njlimet untuk memotret. Selalu ada tujuan untuk memotret, tapi tak harus punya ide yang sempurna tentang bagaimana dan seperti apa cerita yang ingin kita rekam di dalam bingkai foto. Saya selalu membiarkan diri sendiri untuk terkejut dengan hasil foto-foto yang saya ambil. Boleh jadi karena bagi saya memotret hanya sekadar hobi sehingga tak ada tuntutan untuk menghasilkan foto yang bagus. Sama halnya tak ada kewajiban untuk saya memahami banyak seluk beluk memotret. Itulah yang membuat memotret menyenangkan bagi saya.

[caption id="attachment_312237" align="aligncenter" width="480" caption="Berebut "]

1403406433506291434

[/caption]

Namun meski selalu menyenangkan dan tak pernah membosankan, memotret bisa jadi membingungkan dan melelahkan jika dilakukan di keramaian. Memotret di keramaian atau suasana yang riuh di mana ada banyak orang berkumpul di satu tempat yang sama seringkali membuat saya kebingungan.

[caption id="attachment_312238" align="aligncenter" width="414" caption="Ada yang sadar kamera."]

1403406536665404695

[/caption]

Ibarat sebuah pesta, keramaian adalah tempat para pemburu foto bersenang-senang. Apalagi jika pesta itu menghidangkan sajian prasmanan berupa imaji tak terbatas yang bisa dipilih sesuka hati. Oleh karena itu di keramaian pula biasanya para fotografer profesional berkumpul untuk menikmati hidangan imaji itu.

Keramaian, entah itu sebuah acara festival, pertunjukkan budaya, konser atau lalu lintas kota besar memang menyimpan banyak obyek menarik untuk dipotret seperti human interest dan candid. Mereka yang jeli dan teliti mengidentifikasi obyek, lalu mengisolasinya ke dalam bingkai kamera, akan sangat menikmati memotret di keramaian. Sama halnya dengan mereka yang memiliki kesabaran tinggi untuk menanti moment fotogenik yang biasanya berlangsung cepat dan tak terulang. Saya sering kagum dengan hasil jepretan orang-orang yang secara jenius bisa menemukan obyek menarik di tengah keramaian dan membuatnya jadi menonjol dalam bingkai foto.

14034066441901101390

"Melawan Arus".

[caption id="attachment_312241" align="aligncenter" width="400" caption="Ini Malioboro!"]

140340686078147852

[/caption]

Sementara bagi saya yang hobiis, memotret di keramaian justru kerap mendatangkan kebingungan. Untuk beberapa saat mengisolasi obyek dari keramaian memang menantang dan hasinya sering menyenangkan. Namun saya sering kelelahan dengan banyaknya orang dan riuhnya suasana keramaian. Apalagi jika saat sambil mencari obyek-obyek terselip, saya juga harus menunggu terjadinya momen dramatis.

Beruntung memotret adalah kegiatan yang tak pernah mengenal mati gaya. Di saat kebingungan dan kelelahan memotret di keramaian, saya sering mengalihkannya dengan memotret keramaian itu sendiri. Bagi saya suasana keramaian sama manisnya dengan obyek-obyek di dalam keramaian itu.

[caption id="attachment_312242" align="aligncenter" width="600" caption="Berdesakan."]

1403406971873332854

[/caption]

[caption id="attachment_312243" align="aligncenter" width="600" caption="Ada yang motret di sana!"]

14034070691458334305

[/caption]

Sangat menyenangkan melihat kumpulan manusia berdiri dengan beragam raut muka dan ekspresi. Apalagi jika di antara kerumunan itu ada yang sadar kamera sehingga dalam satu bingkai kita akan menemukan serangkaian wajah dengan berbagai bentuk tatapan mata. Sama asyiknya saat memotret ribuan orang yang bergerak bersama ke satu arah di sebuah jalan yang biasanya diisi kendaraan tapi tiba-tiba jadi lautan manusia. Daripada bingung mencari obyek menarik di dalamnya dan menunggu momoen dramatik yang mungkin terjadi, lebih baik potret semuanya sekaligus.

[caption id="attachment_312245" align="aligncenter" width="540" caption="Magnet ajaib  Malioboro!"]

1403407159334373864

[/caption]

[caption id="attachment_312246" align="aligncenter" width="540" caption="Terus berdesakkan!."]

14034072391994426810

[/caption]

Foto-foto dalam artikel ini sebagian besar saya dapatkan ketika kebingungan dan kelelahan menentukan obyek foto di keramaian. Sebagian diambil acak dan asal sambil mengangkat kamera. Jika hasilnya jelek saya tinggal menghapusnya. Tapi jika hasilnya menurut saya catchy, saya akan menyimpannya di dalam laptop.

14034067541265423219

"Semrawut Tapi Manis" (nama lain Malioboro).

Mengisolasi obyek di tengah keramaian memang bisa menghasilkan foto yang langka dengan orisinalitas yang sering tak tertandingi. Tapi memotret keramaian itu sendiri juga sering menghasilkan efek kolosal yang dramatis. Memang semua kembali kepada selera saat memotret, tapi setidaknya bagi saya memotret keramaian lebih menyenangkan dan tidak lebih membingungkan dibanding harus memotret apa yang ada di dalam keramaian itu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline