Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

"Menjadi Indonesia" dengan Batik Setiap Hari

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14121986431997183792

[caption id="attachment_326787" align="aligncenter" width="554" caption="Lima kemeja batik favorit yang saya gunakan secara bergantian Senin-Jumat. Berusaha mengenakan batik setiap adalah cara sederhana untuk mengapresiasi dan mendekati batik sebagai warisan budaya bangsa yang wajib untuk dilestarikan (dok. pribadi)."][/caption]

Tak cukup ribuan kata untuk melukiskan batik. Apalagi batik Indonesia adalah sebuah warisan budaya yang agung. Apapun corak dan motif batik, di dalamnya ada cerita tentang unsur asli bangsa Indonesia yang menarik. Cerita tentang keindahan, filsafat, budi pekerti dan banyak hal lagi.

Batik lebih dari sekadar artefak hasil kreasi pendahulu kita. Akan tetapi sebuah karya universal tentang bangsa Indonesia. Dilihat saja batik sudah sangat menarik apalagi jika mampu menyerap lapis demi lapis makna di dalamnya.

Oleh karena itu ketika UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage) dari Indonesia pada 2 Oktober 2009, sudah sepantasnya kita merasa bangga dan bahagia. Namun itu bukan berarti kita bisa puas dan berlega hati karena yang harus kita lakukan selanjutnya adalah melestarikan batik secara terus menerus.

[caption id="attachment_326788" align="aligncenter" width="600" caption="Sebagian kemeja batik saya. Sejak tahun 2010 saya mulai menyukai untuk mengenakan kemeja batik. Selain merasa percaya diri, mengenakan batik juga membuat saya selalu bisa menemukan alasan untuk bangga kepada Indonesia setiap harinya (dok. pribadi)."]

14121989351982113763

[/caption]

Melestarikan bukanlah sesuatu yang bermakna sempit dan terbatas pada pengertian “menjaga”. Akan tetapi juga “memberi perhatian” dengan mengenal, mengapresiasi mengkaji dan memasyarakatkan batik agar “abadi” dan “terawat” sepanjang masa. Memang tidak mudah untuk mencintai hasil kebudayaan yang sebelumnya identik dengan golongan ningrat dan kaum tua. Batik pernah mendapat cap seperti itu. Apalagi ada anggapan yang berkembang sejak lama bahwa untuk mengenakan batik seseorang juga perlu untuk memamahi makna dari corak batik.

Untuk melestarikan batik kita tidak harus menjadi seseorang yang mengenal sangat dalam makna dari corak batik. Mempelajari batik memang penting tapi sebelum itu ada hal yang pentingdilakukan untuk mulai melestarikan batik yakni dengan “mendekati” batik lebih dulu. Salag satu cara terbaik dan paling mudah untuk mulai mendekati batik adalah mengenakan batik sebagai pakaian sehari-hari.

Saya mungkin termasuk salah satu yang terlambat mengenal batik. Saya baru benar-benar “mendekati” batik di akhir tahun 2010. Kemeja batik berwarna coklat pemberian Ibu saat itu adalah kemeja batik pertama saya. Semenjak saat itulah saya mulai suka mengenakan batik.

Kini kemeja batik itu sudah terlalu kecil untuk saya kenakan dan hanya disimpan di rumah. Namun berkat kemeja tersebut saya akhirnya menjadi sangat menyukai kemeja batik. Saat ini 5 hari dalam 1 minggu saya selalu mengenakan kemeja batik untuk menemani aktivitas keseharian.

[caption id="attachment_326791" align="aligncenter" width="484" caption="Selfie batik (dok. pribadi)."]

1412199572945769476

[/caption]

Ada beberapa kemeja batik yang kebanyakan berlengan panjang. Saya memang lebih menyukai pakaian lengan panjang. Hanya ada 2 kemeja batik saya yang berlengan pendek dan itu pun lebih sering digunakan sebagai “pakaian dalam” ketika mengenakan sweater.

Dari beberapa kemeja batik yang saya miliki, hampir semuanya dibuat oleh penjahit langganan. Hanya ada 3 kemeja batik yang saya beli di toko. Sejak dulu saya memang lebih banyak mengenakan pakaian yang dijahit atas pesanan sendiri daripada membelinya di toko. Sebagai konsekuensinya di rumah saya dan orang tua memiliki stok kain batik beraneka corak dan motif yang bisa dijahit kapan saja menjadi pakaian. Bulan lalu saya baru saja menjahit sebuah kemeja batik berwarna hijau dengan motif dedaunan. Penjahit langganan mengerjakan kemeja batik saya itu dalam waktu 3 hari.

[caption id="attachment_326789" align="aligncenter" width="600" caption="Kemeja batik yang baru saya buat di penjahit langganan bulan September lalu. Meski kurang menyukai warna hijau, namun corak dedaunan di dalamnya menjadi alasan mengapa kemeja ini sangat saya sukai dan menjadi favorit untuk dikenakan setiap minggunya (dok. pribadi)."]

1412199202443951436

[/caption]

Memang dengan membeli bahan dan menjahitnya sendiri di penjahit membuat biaya setiap kemeja batik menjadi sedikit lebih mahal dibanding dengan membeli kemeja jadi di toko. Tapi bagi saya rasa bangga dan nyaman mengenakan pakaian bercorak batik adalah pengalaman yang lebih menyenangkan.

Ada 5 kemeja batik favorit yang bisa leluasa saya pilih untuk dikenakan secara bergantian setiap hari dalam satu Minggu. Biasanya di hari Senin saya mengenakan batik yang berwarna hitam dengan motif bunga berwarna merah atau kemeja batik berwarna coklat gelap dengan motif parang kuning keemasan. Lalu di hari Selasa saat saya cuap-cuap tentang tumbuhan, maka saya akan mengenakan kemeja batik berwana hijau dengan motif dedaunan. Hari-hari berikutnya saya lebih fleksibel mengenakan kemeja batik lainnya. Jika pagi dirasa terlalu dingin saya akan menggunakan kemeja batik berlengan pendek untuk dirangkap dengan sweater.

Bagi saya mengenakan batik setiap hari adalah cara untuk mengapresiasi dan mendekati batik dengan segala makna yang terkandung di dalamnya. Tak mengapa gaya berpakaian saya terkesan itu-itu saja. Bahkan saudara-saudara sayapun kerap mengkritik gaya berpakaian saya yang terlalu sering terlihat menggunakan batik bahkan ketika sedang bersantai di dalam rumah. Begitu nyamannya menggunakan batik memang membuat saya sering lupa untuk segera berganti pakaian.

Dengan mengenakan batik setiap hari saya merasa tak pernah kehabisan alasan untuk bangga dengan Indonesia. Melalui batik saya selalu bisa menemukan Indonesia. Dari mengenakan batik setiap hari itulah saya merasa “menjadi Indonesia”. Ada rasa sayang jika kemeja itu rusak atau harus ditanggalkan karena sudah kekecilan. Sebaliknya ada rasa percaya diri setiap kali mengenakan kemeja batik. Apalagi beberapa kemeja batik yang saya miliki memiliki model dan corak yang mewakili sebagian kepribadian diri saya, mulai dari yang berwarna gelap hingga yang bercorak bunga dan dedaunan.

[caption id="attachment_326790" align="aligncenter" width="570" caption="warna gelap dan corak bunga pada kemeja batik ini mewakili sebagian karakter saya. Mengenakannya membuat saya percaya diri dan semakin mengagumi Indonesia (dok. pribadi)."]

14121994321832336271

[/caption]

Semoga Hari Batik yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober seperti hari ini bisa menginspirasi dan melahirkan berjuta-juta ide untuk mengapresiasi dan merawat batik. Tindakan-tindakan sederhana yang nyata seperti mengenakan batik adalah satu cara untuk melestarikan batik.  Mengenakan batik adalah salah satu cara untuk “Menjadi Indonesia”. Selamat Hari Batik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline