Salah satu tayangan yang direncanakan melengkapi program KompasianaTV di KompasTV adalah Cerita Indonesia.Dikemas sebagai tayangan dokumenter, Cerita Indonesia diangkat dari tulisan dan cerita yang pernah “tayang” sebelumnya di Kompasiana. Cerita Indonesia memiliki skenario dan jalan cerita yang diadaptasi langsung dari tulisan-tulisan milik Kompasianer.Cerita Indonesia boleh dianggap sebagai bentuk audio-visual dari tulisan-tulisan di Kompasiana.
Secara umum Cerita Indonesia mengangkat ragam cerita dalam ruang lingkup sosial budaya dengan sentuhan wisata dan sosok seorang tokoh di dalamnya.Proses produksi dan kreatif dilakukan oleh tim produksi dokumenter Kompas TV dengan melibatkan kompasianer sang pemilik cerita langsung.
[caption id="attachment_352595" align="aligncenter" width="573" caption="Proses produksi dan pengambilan adegan "][/caption]
Yogyakarta menjadi kota pertama yang disambangi tim produksi Cerita Indonesia. Ada beberapa nama kompasianer Yogyakarta yang ceritanya dipilih untuk diangkat. Tiga di antaranya adalah Mas Arif L Hakim, Mas Dhanang Dave, dan saya sendiri. Namun saat itu Mas Dhanang urung turut serta karena di saat yang sama mengikuti program Newmont bootcamp.
Di sebuah warung makan rumahan di daerah Wijilan yang hanya selemparan batu dari Keraton Yogyakarta, saya dan Mas Arif bertemu pertama kali dengan tim produksi Kompas TV pada 14 Januari 2015. Sebelumnya komunikasi pendahuluan dilakukan via SMS dan telepon.
Obrolan santai terjalin selama 2 jam malam itu. Berbagai hal diperbincangkan ringan mulai dari konsep dokumentasi Cerita Indonesia, alasan memilih Yogyakarta hingga penentuan cerita yang akan diangkat. “Di Yogyakarta itu banyak hal yang menarik,” kata Mas Oki, sang produser menjelaskan alasan memilih Jogja sebagai kota pertama yang dikunjungi. Bersama Mas Oki turut Mba Yesy dan Mas Maul dari tim produksi. Mereka ditemani Mas Gombes, wong Bantul yang sudah berpengalaman membantu produksi acara dokumenter di Yogyakarta.
Pada kesempatan itu pula Mas Oki bercerita tentang ide mengangkat tulisan-tulisan Kompasianer ke dalam tayangan dokumenter Cerita Indonesia. Menurutnya ada banyak konten menarik di Kompasiana yang sayang jika hanya selesai dalam tulisan saja. Sementara itu di tahun 2015 KompasTV merancang sejumlah pembaharuan dan terobosan untuk tayangannya. KompasianaTV dan Cerita Indonesia pun menjadi bagian dari terobosan itu.
Dari beberapa tulisan saya yang diajukan oleh tim produksi, akhirnya disepakati 2 judul yang akan diproduksi selama 2 hari. Jika shootinguntuk judul pertama yang dilakukan di hari Minggu, 18 Januari 2015 berlangsung lancar selama 2,5 jam, maka shootinguntuk judul kedua mendatangkan banyak pengalaman yang menarik untuk diingat. Detail shootingkedua judul tersebut biarlah nanti saya ceritakan dalam kisah di balik layar setelah Cerita Indonesia tayang.
Senin, 19 Januari 2015, bertepatan dengan hari peluncuran Kompasiana TV, saya menjalani shootinguntuk cerita kedua.Perjalanan dimulai pukul 12 siang dari masjid kampus UGM. Sejak saat itulah kisahshootingmarathon 11 jam dimulai.Ya, hari itu saya dan tim produksi Kompas TV harus menjalani hari panjang bersama dari matahari masih terang hingga malam menua.
[caption id="attachment_352597" align="aligncenter" width="541" caption="Menuju Klaten untuk memulai shooting 11 jam di dua provinsi."]
[/caption]
Shooting11 jam dilakukan karena cerita kedua yang diangkat memang mengharuskan kami mengunjungi dan menelusuri banyak tempat sesuai cerita yang saya tulis di Kompasiana.Apa ceritanya tunggu saja sampai acara tersebut tayang. Yang pasti hari itu kami menjejak dua provinsi untuk pengambilan gambar. Dua kota yang kami datangi dan menjadi lokasishootingadalah Klaten di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Dua setengah jam shootingdi Klaten kami kembali ke Yogyakarta untuk melanjutkan cerita di tiga tempat sekaligus. Lelah itu pasti, tapi semua tak menjadi persoalan berarti karena kami menjalani dengan senang hati. Di setiap perjalanan dari satu lokasi ke lokasi berikutnya kami isi dengan perbincangan apa saja. Yang menyenangkan saya adalah di mobil Mas Gombes memutarkan lagu-lagu milik Yovie Widianto dan KAHITNA kesukaan saya. Mba Yesy pun ikut menyanyi dan ternyata hafal lagu-lagu KAHITNA. Tak cuma itu, ia juga tahu gimmick-gimmickkhas KAHITNA di atas panggung. Mas Maul sang kameramen yang meski berpenampilan metal pun ikut menimpali soal KAHITNA. Rupanya mereka sudah paham dengan super bandini. Mas Maul dan Mba Yesy lalu bercerita bahwa ada orang HRD di KompasTV yang mirip dengan Mario salah satu vokalis KAHITNA. Untuk meyakinkan saya mereka pun menunjukkan fotonya. Saya tertawa melihat wajah orang HRD tersebut yang ternyata memang mirip Mario versi tembem.
Menit demi menit berlalu, tak terasa sudah belasan jam kami jalani. Hari pun sudah gelap dan gerimis masih mendera. Setelah sholat maghrib berjamaah, pengambilan gambar lanjutkan di bawah rintik hujan dan romantisme malam Kota Jogja.
Peluh mulai terasa lengket di kulit, badan pun sudah terasa lelah sementara pegal sudah terasa di kaki, demikian juga dengan perut yang sudah mulai minta diisi. Tapi Cerita Indonesia masih berlanjut. Beruntung di bawah rintik hujan malam itu tak banyak adegan yang harus saya lakukan karena bagian utama sudah dikerjakan di lokasi-lokasi sebelumnya.
Lewat jam 9 malam kami menuju lokasi berikutnya untuk pengambilan gambar pamungkas bersama Mas Arif.Mas Arif yang hari itu tidak ada “jadwal shooting” pun bergabung dengan kami. Kali ini skenarionya mempertemukan perjalanan cerita saya dan Mas Arif yang menurut tim produksi memiliki benang merah. Shootingpun dilakukan di sebuah tempat makandalam suasana temaram malam. Di tempat ini kami berdua menjalani shootingdengan adegan yang serupa secara bergantian.
Cerita Indonesiasaya hari itu akhirnya selesai pukul 23.00. Air muka lelah tergambar di wajah. Dari semua pengalaman selama 11 jam tersebut ada beberapa hal menarik yang saya rasakan. Tim produksi KompasTV yang bersahabat membuatshootingberjalan menyenangkan.Tak jarang dalam perjalanan mereka mengisi waktu dengan berbagi cerita mulai dari hal serius hingga canda yang mengundang tawa. Mereka juga berkisah bahwa dokumenter Cerita Indonesia yang diadopsi dari Kompasiana menjadi tantangan baru bagi mereka. Meski sudah berpengalaman memproduksi tayangan dokumenter, namun bagi mereka Cerita Indonesia memiliki beberapa tantangan yang berbeda. Apa saja itu mungkin lain kali bisa saya ceritakan. “Makanya shooting kompasiana ini hal yang baru bagi saya,”kata Mas Maul tentang kesannya melaksanakan tugasnya kali ini. Padahal ia telah berpengalaman shootingdi pedalaman Kalimantan hingga Papua.
Hal yang juga menarik dari shootingCerita Indonesia selama 2 hari dan 11 jam di hari kedua adalah 95% adegan dilakukan tanpa pengulangan alias one take shoot.Sebelum pengambilan adegan ada senjang waktu untuk persiapan dan briefingsingkat. Setelah itu bagian saya yang mengeksekusi dengan hasil apa adanya. Oleh karena itu meski tayangan ini pada dasarnya adalah rekonstruksi, namun diharapkan menghasilkan kesan senatural mungkin tanpa ada pengulangan. Jangan heran jika saat episode ini ditayangkan akan terlihat beragam ekspresi dari mulai dari wajah grogi saya bertemu orang yang tak dikenal, dialog serius, mimik muka jelek, hingga adegan tersenyum yang tak disadari. Saat shootingsaya juga menggunakan bahasa Indonesia dan Jawa. Jangan juga mengharap kualitas akting yang baik karena saya tak pandai berlaku di depan kamera.
[caption id="attachment_352596" align="aligncenter" width="595" caption="Cerita Indonesia, karena setiap detik ribuan kisah terjadi dan terlalu indah untuk tak diceritakan."]
[/caption]
Lain dari itu semua,yang paling mengesankan dari shooting 11 jam ini adalah semua dijalani demi durasi tayangan selama 7-8 menit! Ya, 11 jam untuk dokumenter tak lebih dari 10 menit. Entah bagian mana yang akan dipotong, dirangkai dan digunakan nanti saya tak tahu. Satu yang pasti ada beragam cerita dan kisah yang berserakan di Yogyakarta, semua terangkai satu sebagai Cerita Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H