Lihat ke Halaman Asli

Kazebara

Content Writer

Mengenang Hidup Sri Sultan Hamengku Buwono IX melalui Kraton Yogyakarta

Diperbarui: 2 September 2022   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Sudah lama tidak berkunjung ke Kraton Jogja. Sebelum pandemi, cukup sering dating demi menonton tarian yang pasti selalu bagus. Hanya dengan membayar Rp 8000 saja, sudah bisa berkeliling dan melihat pertunjukan di bangsal.

Kraton Jogja merupakan living museum dengan cerita yang tidak akan pernah habis. Bersama teman-teman Kompasiana Jogja, aku Kembali menyusuri Kraton Jogja. Bangunannya banyak yang baru karena sedang dalam tahap renovasi.

Kali ini, aku akan membahas mengenai Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Raja Jogja yang terkenal dengan kepemimpinannya. 

Beliau adalah Raja yang memiliki dedikasi tinggi kepada rakyat dan Republik Indonesia. HB IX adalah Raja yang disegani dan rendah hati, hingga beliau mangkat pada 2 Oktober 1988.

Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX berada di dalam kompleks Kraton Yogyakarta yang diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X tanggal 18 November 1990. 

Bangunan pertama di bagian depan adalah Gedung kaca dengan langit-langit yang indah. Berwarna keemasan khas Kraton. Menyiratkan kebesaran Sultan HB IX. Di dalam bangunan ini bisa dijumpai aneka furniture yang dahulu digunakan Beliau.

Ada juga prasasti yang bertuliskan "Al heb ik een uitgesproken westerse opvoeding gehad, toch ben en blijf ik in de allereerste plaats Javaan".

"Walaupun saya telah mengenyam pendidikan Barat yang sebenarnya, namun pertama-tama saya adalah dan tetap adalah orang Jawa". 

Tidak seperti banyak orang yang lebih membanggakan Pendidikan Barat bahkan menjadi sombong karena merasa lebih baik. Sultan HB IX selalu bangga menjadi orang Jawa dan tidak malu menjadi orang Jawa.

Sultan HB IX mengawali pendidikan di Taman Kanak-kanak atau Forbel School di Bintaran Kidul, Yogyakarta. Kemudian melanjutkan pendidikan ke Eerste Europese Lagere School (ELS) atau sekolah dasar zaman Hindia Belanda dan lulus tahun 1925. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline