Nama :Wardana Putra
Nim : 2410416210010
Kelas : B
Dosen : Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si, M.Si.
Prodi : GEOGRAFI
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas : Lambung Mangkurat
Lahan basah adalah ekosistem yang terbentuk di mana air bertemu dengan tanah, menciptakan lingkungan yang unik dan mendukung berbagai jenis kehidupan. Contoh lahan basah meliputi hutan bakau, lahan gambut, rawa, sungai, danau, serta daerah dataran banjir. Lahan basah dapat ditemukan di seluruh dunia, dari daerah kutub hingga tropis, dan berfungsi sebagai habitat penting bagi banyak spesies flora dan fauna.
Karakteristik utama lahan basah adalah tanahnya yang jenuh dengan air, baik secara permanen maupun musiman. Kondisi ini mendukung pertumbuhan vegetasi khas yang mampu beradaptasi dengan lingkungan lembap. Lahan basah juga memiliki peran ekologis yang signifikan, seperti menjaga kualitas air, mengurangi risiko banjir, dan menyediakan habitat bagi berbagai spesies.Secara umum, lahan basah dibedakan menjadi dua kategori: lahan basah alami, seperti rawa-rawa dan hutan bakau, serta lahan basah buatan, seperti waduk dan kolam.
Di Indonesia, lahan gambut dan mangrove merupakan jenis lahan basah yang sangat penting tetapi juga rentan terhadap kerusakan akibat konversi lahan untuk pertanian atau pembangunan.Dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dan fungsi ekologi yang vital, lahan basah memiliki nilai ekonomi dan budaya yang tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, pengelolaan yang bijaksana terhadap lahan basah sangat penting untuk keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Kali ini, saya berencana untuk melakukan wawancara dengan beberapa individu di daerah ini dengan tujuan utama untuk menggali lebih dalam mengenai potensi lahan basah yang ada. Melalui serangkaian pertanyaan yang telah disusun, saya ingin memahami berbagai perspektif dan pengalaman mereka terkait dengan pemanfaatan lahan basah, terutama dalam konteks budidaya perikanan dan pertanian.
Saya berharap wawancara ini dapat memberikan wawasan yang komprehensif mengenai bagaimana masyarakat setempat memanfaatkan lahan basah dan tantangan yang mereka hadapi dalam pengelolaannya. Selain itu, saya juga ingin mengetahui pandangan mereka tentang pentingnya lahan basah bagi keberlanjutan ekosistem dan ekonomi lokal.Dengan mendengarkan langsung dari para responden, saya berharap dapat mengumpulkan informasi yang berharga yang dapat digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan lahan basah yang lebih efektif.
Melalui pendekatan ini, saya ingin mendorong kesadaran masyarakat tentang potensi besar yang dimiliki oleh lahan basah dan bagaimana hal ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menjaga lingkungan. Dengan demikian, wawancara ini bukan hanya sekadar pengumpulan data, tetapi juga merupakan langkah awal untuk membangun dialog yang konstruktif mengenai pengembangan potensi lahan basah di daerah ini.
1. Di daerah Gatot Subroto, responden pertama yang memiliki tambak ikan mengatakan bahwa masyarakat di sekitar seharusnya lebih sadar akan potensi besar yang dimiliki oleh lahan basah, khususnya dalam konteks budidaya perikanan.
Menurutnya, Banjarmasin memiliki banyak lokasi yang sangat mendukung untuk pengembangan potensi ini. Ia menekankan pentingnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat yang bisa diperoleh dari lahan basah, yang tidak hanya dapat meningkatkan hasil budidaya ikan tetapi juga dapat berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi lokal.
Dengan memanfaatkan sumber daya ini secara bijaksana, masyarakat dapat menciptakan peluang baru dan meningkatkan produktivitas tanpa merusak ekosistem yang ada. Hal ini menjadi sangat krusial, mengingat lahan basah memiliki peran ekologis yang signifikan dan dapat membantu menjaga keseimbangan lingkungan di daerah tersebut.