Yogyakarta- Keberadaan museum seringkali dipandang sebelah mata, bahkan kebanyakan orang datang ke museum saat menjalankan tugas saja. Padahal museum kaya akan sejarah dan informasi penting serta dapat dijadikan destinasi menarik yang dapat dikunjungi saat liburan berlangsung.
Museum Sonobudoyo mendapatkan perhatian dari berbagai pihak baik dari dalam maupun luar negri karena memiliki letak lokasi yang sangat strategis yaitu di pusat kota Yogyakarta. Tidak hanya itu, bangunan museum ini didesain oleh Ir.Th.Karsten dengan arsitektur masjid keraton kesepuhan Cirebon. Berdirinya Museum Sonobudoyo diresmikan pada tanggal 6 November 1935, oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dengan ditandai Candrasengkala "Kayu Winayang Ing Brahmana Budha".
Fungsi museum sendiri untuk mengelola benda museum yang memiliki nilai budaya ilmiah seperti; mengumpulkan, merawat, pengawetan, pelayanan pustaka, melaksanakan penelitian, bimbingan edukatif kultural serta penyajian benda koleksi Museum Sonobudoyo.
Museum Sonobudoyo mempunyai dua cabang yang berbeda. Cabang yang pertama biasanya digunakan untuk Gedung Pameran Temporer yang beralamatkan, Jalan Pangurakan No.6, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan untuk cabang yang kedua sebagai Kantor Sonobudoyo yang beralamatkan Jalan Wijilan No.27D, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Nah, Setiap tahun Gedung Pameran di Museum Sonobudoyo rutin mengadakan dua pameran temporer. Untuk yang pertama yaitu abhinaya karya yang di selenggarakan pertengahan tahun sekitar bulan Juni- Juli, untuk yang kedua di selenggarakan akhir tahun sekitar bulan November- Desember yang bernama amex. Kali ini pameran abhinaya karya 2023 mengangkat judul besar seorang ibu dan perempuan dengan tema kamala padma; laga dalam henin, pijar dalam petang.
Ridho Wicaksono, selaku pemandu museum mengatakan bahwa, dari judul itu kita berusaha menggali informasi bahwa perempuan di sekitar kita, tidak hanya berperan seorang ibu yang bias melahirkan, memasak, dan melayani suami saja tapi berperan sebagai tulang punggung keluarga, banyak sektor publik lainnya yang mereka lakukan.
Harapan kedepannya, kami berharap pameran temporer ini bisa bermanfaat bagi masyarakat umum khususnya ketika pameran abhinaya karya berlangsung. Masyarakat dapat mengunjungi pameran ini, kami menampilkan sejumlah koleksi mengenai ibu dan perempuan dan sosok-sosok penting sejarah Indonesia dari kaum perempuan" ujarnya.
"Pameran kali ini mengangkat tema tentang kisah seorang ibu yang menunjukkan bahwa seorang ibu itu yang kita tau seorang ibu, tapi ada juga seorang ibu menjadi prajurit misalnya. Jadi ga melulu mengurus anaknya adapula yang pegang senjata.