Cela mencela
Caci mencaci
Hina menghina
Memangnya siapa kita?
Bukankah kita hanyalah sekumpulan manusia
Selalu ingkar, meski tubuh berlumur dosa
Lalu mengapa?
Lidah tak mampu bungkam
Seenaknya mengeluarkan Kata berduri
Tajam
Mengores hati para pendengar
Menyayat
Namun semudah itu kita terlupa
Kita, sang manusia
Dianugerahi akal namun jarang berpikir
Lalu untuk apa?
Lantas sekarang,
Akankah lidah ini terus kita biarkan berbuat dosa?
Wardah Fauziyah
Bekasi, 3 februari 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H