Lihat ke Halaman Asli

Wardah Fajri

TERVERIFIKASI

Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Cerita Ibu: Momen Ajaib yang Takkan Tergantikan

Diperbarui: 20 Juli 2015   04:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Raji Photography

 

Anak itu anugerah yang ajaib. Super ajaib. Setiap pasangan menikah pasti punya cerita ajaib untuk menjadi orangtua. Kedatangan anak dalam keluarga membawa kenikmatan yang takkan sama rasanya. Bagi saya dan suami, kehadiran seorang putri yang kami beri nama Dahayu Hadiya Raji, adalah anugerah yang ajaib.

Sesuai nama tengahnya, Hadiya, yang artinya pembimbing, Day datang dengan sejuta keajaiban lewat berbagai tanda yang saya dan suami maknai sebagai bimbingannya. Momen kehadirannya di dalam kandungan hingga momen kelahirannya, juga tumbuh kembangnya, sungguh keajaiban yang takkan sudi kami lewatkan setiap kisahnya. Alhasil, berbagai rekaman kami punya berisi perjalanan dahayu. Dari momen kehamilan yang sangat kami nantikan, setelah 2 tahun menunggu dari pernikahan, setelah 1,5 tahun kehilangan anak pertama yang tak berhasil berkembang dalam janin. Juga momen saat janin bergerak lincah di dalam rahim yang nyaman, momen pascakelahiran prematur, tumbuh kembang, hingga kini Day berusia dua tahun dua bulan (saat tulisan ini dibuat). Semua momen istimewa itu tercatat dan terekam lewat buku, tulisan, foto, video pribadi kami. Karena murni untuk konsumsi pribadi, jadi hanya beberapa yang bisa kami bagi di sini.  Selebihnya, biarlah kami, orangtuanya yang menikmati momen-momen ajaib itu, menjadi bahan cerita untuk kami bertiga nantinya.

Dahayu

Putri mungil yang lahir 28 Februari 2013 kami beri nama depan Dahayu. Berasal dari bahasa sansekerta, Dahayu artinya cantik. Nama ini mewakilinya sebagai perempuan yang punya darah Jawa dari ayahnya, juga kesukaan ibunya dengan budaya. Kata orang, namanya unik dan otentik. Setelah muncul ke muka bumi, alhamdulillah, parasnya secantik namanya.

Sejak dalam kandungan, Dahayu menjadi pebimbing untuk ayah ibunya. Karenanya, tepat saat ayahnya memilihkan nama tengah, Hadiya, bahasa arab yang artinya pebimbing. Harapannya semoga Dahayu menjadi pebimbing minimal untuk diri dan keluarganya. Di balik nama Hadiya inilah muncul banyak momen yang kami maknai sebagai bimbingan. Momen ajaib yang selalu kami rekam saking tak ingin kehilangan kesempatan itu.

Hadiya

Momen ajaib sudah datang sejak hamil. Day aktif bergerak seakan tak sabar ingin bertemu ayah ibunya. Kami pun tak sabar ingin jumpa, namun harapan bertemu setelah sembilan bulan mematangkan diri dalam kandungan, harus kandas. Lewat bimbingannya, Day seakan meminta kami, orangtuanya untuk memeriksakan diri ke dokter ahli kandungan di sebuah klinik di Harmoni. Maksud hati ingin USG 4D, tapi yang terjadi adalah diagnosa lain. Saya hamil dengan kondisi berisiko tinggi. Plasenta Previa. Yang membuat saya harus dirawat dua hari di usia kehamilan 34 minggu. Belum genap dua hari dalam perawatan, Day lahir, dengan sebelumnya saya harus mengalami pendarahan hebat.

Day, lahir dengan risiko tinggi. Bukan hanya prematur namun banyak kehilangan oksigen selama 3 jam ibunya pendarahan. Beruntung, Day lahir selamat. Momen ajaib ini hanya bisa saya ingat dan tuliskan di buku catatan pribadi, juga di sini. Saya rekam betul momen ajaib itu, kelahiran antara hidup dan mati. Kami berdua selamat. Alhamdulillah. Kami masih dipercaya untuk menikmati kehidupan yang sungguh ajaib.

Day lahir prematur dengan suara tangis keras. Saya ingat betul, saya kecup ujung bibirnya saat Day didekatkan dokter ke wajah saya. Kami tak bertemu beberapa hari karena Day butuh perawatan ekstra, saya pun sungguh lemah tak berdaya. Momen ajaib yang sangat saya rekam dalam ingatan adalah saat bidan akhirnya mengijinkan saya bertemu Day untuk sekadar menyentuh kulitnya, berbisik kepadanya, sekadar berbagi semangat, bahwa Ibu dan Day akan pulang dengan sehat. Ini terjadi dua hari setelah melahirkan, setelah kondisi saya juga pulih setelah pendarahan hebat yang ternyata membuat fisik saya lemah selemah-lemahnya.

Kubacakan Al-Fatihah, saya transfer semangat kepada Day yang masih harus diselang oksigen di dalam inkubator yang menghangatkannya. Suster kepala membolehkan saya berkomunikasi dengannya bahkan belajar memandikan bayi prematur. Wejangan-wejangan juga suster kepala berikan agar saya semangat dan memberi perhatian penuh cinta tulus kepada anak prematur. Hanya kasih tulus dan sentuhan ibu yang mendukung tumbuh kembang bayi prematur. Pelajaran berharga dengan momen istimewa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline