Lihat ke Halaman Asli

Wardah

Mahasiswa IAIN Jember fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan

Guru Sang Motivator Al Quran

Diperbarui: 10 April 2020   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Motivator adalah orang yang memberikan motivasi dan semangat kepada orang lain, sehingga mampu menjadikan orang lain lebih baik kedepannya. Rasa malas, lelah dalam melaksanakan kewajiban mengahafal al-Qur’an itu sudah biasa dirasakan oleh mereka para penghafal al-Qur’an terlebih lagi pengaruh lingkungan sekitar, karena banyak penghafal al-Qur’an tetapi lingkungannya bukan para penghafal al-Qur’an. Akibatnya mereka menjadi malas dalam menghafal al-Qur’an.

Di sini peran seorang guru al Qur’an sangat diperlukan, guru al-Qur’an bukan hanya untuk menyimak hasil hafalan dan untuk mengulang hafalan yang telah di hafal, akan tetapi guru al-Qur’an  juga berperan sebagai motivator terhadap anak didiknya yang menghafal al-Qur’an. Mungkin jika di rumah orang tuanyalah yang menjadi motivator bagi mereka, dan jika di dalam pondok teman atau sahabatlah yang menjadi motivator.

Tidak semua anak mau menghafal al-Qur’an, terkadang mereka malah diremehkan oleh teman-temanya karena menghafal al-Qur’an. Mereka yang tidak mengerti apa-apa tentang menghafal al-Qur’an pasti akan menyimpulkan bahwa lupa 1 ayat atau huruf saja itu berdosa besar, tetapi bagi anak yang menghafal al-Qur’an itu sudah biasa ejekan atau ujiannya dari teman-temannya, karena mereka tahu yang berdosa besar itu melupakan apa yang telah di hafal dan tidak mau mengulanginya lagi.

Menjadi seorang guru penghafal al-Qur’an bukanlah perkara yang mudah dan biasa aja. Mereka harus mempunyai sanad yang jelas dan harus sudah selesai hafal al-Qur’an. Terdapat tanggung jawab yang amat besar dan peran strategis di dalamnya agar mudah menjadikan anak didiknya menjadi penghafal al-Qur’an dalam waktu yang tidak terlalu lama dan bil ghoib.

Guru al-Qur’an yang baik, tidak akan pernah merasa kewajibannya berhenti ketika ia telah menyimak hafalan ataupun menyimak mereka yang mengulang hafalan. Akan tetapi, guru al-Qur’an yang baik akan mentashih (menguji) hafalan anak didiknya dalam artian melihat bagaimana perkembangan hafalan al-Qur’an anak didiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline