Lihat ke Halaman Asli

Wardatul Hamro

Pelajar/Mahasiswa

Dakwah dan Kebijakan Publik: Kolaborasi Harmonis Menuju Masyarakat Sejahtera

Diperbarui: 17 Desember 2024   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bagaimana mungkin dakwah dan kebijakan publik bisa saling terkait? Bukankah dakwah lebih bersifat spiritual, sementara kebijakan publik adalah ranah pemerintahan? Faktanya, keduanya memiliki hubungan yang erat. Dakwah memberikan nilai-nilai moral yang menjadi fondasi kebijakan publik, sedangkan kebijakan publik menciptakan ruang bagi dakwah untuk berkembang. Kolaborasi ini berpotensi menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera, harmonis, dan berkeadilan.

Dakwah sebagai Fondasi Nilai Kebijakan Publik

Dakwah memiliki misi besar dalam membentuk karakter manusia. Pesan-pesan dakwah yang menekankan keadilan, kesetaraan, dan kepedulian terhadap sesama dapat menjadi inspirasi dalam pembentukan kebijakan publik. Misalnya, kebijakan di sektor pendidikan dan kesehatan yang inklusif dapat diilhami oleh nilai-nilai dakwah yang menekankan pentingnya pemerataan akses bagi seluruh lapisan masyarakat.

Selain itu, dakwah juga mengajarkan kejujuran dan amanah. Nilai-nilai ini dapat memengaruhi kebijakan politik dengan mendorong terciptanya pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab. Pemerintah yang mengedepankan integritas akan lebih mungkin membuat kebijakan publik yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Dukungan Kebijakan Publik terhadap Dakwah

Kebijakan publik yang mendukung kebebasan beragama dapat memperkuat peran dakwah. Misalnya, kebijakan yang memfasilitasi kegiatan dakwah di lembaga pendidikan, media massa, dan ruang publik memungkinkan pesan-pesan keagamaan tersebar lebih luas. Pemerintah juga dapat memberikan dukungan kepada lembaga dakwah melalui pembinaan dai atau bantuan fasilitas dakwah berbasis digital.

Namun, tidak semua kebijakan publik mendukung dakwah. Regulasi tertentu, seperti pembatasan kebebasan berekspresi atau sensor konten keagamaan, dapat membatasi ruang dakwah. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang seimbang antara menjaga ketertiban sosial dan memberikan kebebasan dakwah.

Jadi,

Kolaborasi antara dakwah dan kebijakan publik adalah kolaborasi yang saling menguatkan. Dakwah memberikan nilai-nilai moral sebagai landasan kebijakan, sementara kebijakan publik menciptakan ruang bagi dakwah untuk tumbuh. Dengan sinergi ini, masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan penuh keberkahan dapat terwujud. Untuk mencapainya, pemerintah dan lembaga dakwah harus terus berkolaborasi secara harmonis, terutama dalam membentuk kebijakan publik yang berpihak pada kebaikan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline