Bermodalkan kain putih, cari di Tanah Abang banyak yang menjual. Cukup dibalut sedemikian rupa dari kaki sampai ujung kepala menyerupai seorang imam besar yang berwibawa, asalkan hapal beberapa ayat suci sambil takbir berteriak lantang didepan para pengikut dengan mengobarkan amarah kebencian dan ancaman sebagai symbol “Saya Berkuasa, Bangsa ini milik saya, agama adalah keahlian saya”.
Serba putih dan bercahaya, dari alas kaki hingga alas kepala serba putih, tidak menutup kemungkinan penutup bagian dalam "celana dalam" berwarna putih juga, berbalut pengaman bayi “popok” untuk menjaga sewaktu-waktu kencing mendadak, tidak repot harus membuka pintu kain yang berlapis-lapis.
Apa yang perlu ditakutkan Polisi terhadap aksi demo 4 November 2016 yang dilakukan imam besar cs ?
Polisi tidak akan terkecoh lagi oleh sosok yang mengaku imam besar, berdiri disebelah terlihat mengelabui Kapolda dan Pangdam Jaya solat Ashar berjamaah bagaikan seorang raja melihat bawahannya menunaikan ibadah solat Ashar berjamaah. Terlihat pada gambar dibawah dengan tanda panah sosok imam besar :
Para pengikut tidak sadar apa yang dilakukannya, apakah jinnya yang solat Ashar sehingga si imam besar cukup berdiri disamping pemimpin aparat hukum yang menunaikan kewajibannya. Apakah memang satu seperguruan dengan Dimas Kanjeng yang mampu menggandakan uang melalui perantara jin yang akhirnya tidak bisa menggandakan karena jinnya kabur karena disemprot gas air mata.
Kelebihan apa yang ditonjolkannya tidak lebih dari budak politik yang hanya mencari uang saku untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang lebih menggiurkan daripada menyiarkan bait-bait suci di tempat tertentu.
Tidak ada beda si imam besar dengan Kanjeng Dimas, hanya bermodal balutan kain cukup menggiring menjadi sosok berwibawa dan hebat.
Dimas Kanjeng dan pengikutnya sudah terkuak dengan kesadisannya, sudah berapa banyak korban yang berjatuhan akibat kekejamannnya, hartanya disikat, kuburan para korban ada dimana-mana.
Lebih kejam siapa? si imam besar hanya suaranya yang lantang dan berani jika ditemani para pengikutnya, padahal tidak punya nyali seperti Dimas Kanjeng.
Si imam besar tidak ada apa-apanya dibandingkan Dimas Kanjeng, dia tidak akan berani mencoba berbuat sesuatu diluar jalur pada negara ini. Dia hanyalah seorang manusia biasa seperti kita, tidak ada bedanya seperti ayam sayur yang akan mengalami nasib serupa seperti gambar dibawah :
Sekejam apapun mudah bagi polisi melucut semua kain yang menempel berlapis-lapis di tubuh Dimas Kanjeng apalagi hanya seorang imam besar yang bertingkah seperti politikus.