Lihat ke Halaman Asli

Rezim pemerintahan Berbeda Memaksa Agus Yudhoyono keluar dari militer

Diperbarui: 26 September 2016   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: news.okezone.com/ibas dan istri

Bagi orang awam, berhentinya Agus Harimurti Yudhoyono (Agus) sangat disayangkan. Usia masih muda, karir militernya cemerlang dengan jabatan terakhir Mayor Infantri, beberapa pendidikan militernya berhasil diraih dengan baik.

Namun wajib dicatat, apa yang dia raih saat orang tuanya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjabat Presiden. Selama sepuluh tahun menjabat Presiden, tidak sulit bagi sang anak untuk meraih apa yang diinginkannya, bahkan untuk meraih dalam tanda petik “Ter” adalah satu keniscayaan.

Beda bagi orang politik, orang politik membaca arah tujuan Agus keluar dari militer, tujuan kuatnya adalah persiapan SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat akan menyerahkan tahta kekuasaannya kepada Agus. SBY meyakini bahwa Agus lebih menjanjikan daripada Ibas yang gagal menunjukkan performa yang baik dipartainya.

Ada dua pertimbangan keluarga (SBY) kuat yang membuat Agus keluar dari militer :

Pertama, Agus dipersiapkan sebagai ketua umum partai Demokrat menggantikan SBY seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya diatas.

Apakah Agus akan rugi keluar dari militer ? Jawabannya tidak rugi, dengan catatan jatah wajib sebagai ketua umum partai Demokrat kedepan.

Selama dimiliter dengan pangkat Mayor Infantri tentu posisi Agus hanya terbatas membawahi beberapa pleton pasukan. Sedangkan sebagai bawahan, Agus memiliki atasan berupa para Jenderal, Jenderal bintang satu sampai dengan jenderal bintang empat. Untuk kenaikkan pangkat butuh waktu beberapa tahun apalagi mencapai bintang empat butuh proses bertahun-tahun.

Beda seandainya Agus sebagai ketua umum partai Demokrat, jabatan tertinggi yang tidak punya atasan. Ketua umum partai hampir setara jenderal bintang empat, Agus bisa membawahi jutaan kader Demokrat seluruh Indonesia, bahkan setiap ada kegiatan partai di daerah justru akan dikawal beberapa aparat hukum setingkat Mayor Infantri.

Untuk memulai langkah tersebut, maka dimulai dari Cagub DKI Jakarta sebagai awal perkenalan dan dikenal sebagai politikus. Lebih bersukur jika kelak terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017 akan menambah kepercayaan diri dan merasa sangat layak sebagai ketua umum partai Demokrat.

Jadi, Sebagai batu loncatan Pilgub DKI Jakarta, sangat wajar Agus keluar dari militer kemudian masuk ke partai dengan garansi menjadi ketua umum partai Demokrat.

Kedua, Setelah rezim pemerintahan SBY berakhir, maka berganti rezim pemerintahan Jokowi. Pemerintahan Jokowi adalah Rezim lawan politik SBY berkaitan dengan posisi Agus dalam karir militer akan mengalami stagnan. Peluang meraih kenaikkan pangkat dengan beberapa lompatan akan mengalami hambatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline