Lihat ke Halaman Asli

Ketika Bahasa Intelektual Ahok Sulit Dipahami Tri Risma

Diperbarui: 14 Agustus 2016   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: youtube.com - edited by wara katumba

Apakah selama ini Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pernah melakukan Konferensi Pers (Konpres)? Bagaimana mau melakukan Konpres, melihat bayangannya dibalik pintu saja para pemburu (Papasaji) berita mulai ancang-ancang cari posisi yang tepat agar bisa berhadapan dan langsung bertanya ke Ahok.

Pertanyaan Papasaji yang arahnya melenceng akan mengalami semprotan (burung dimandiin) oleh Ahok, seorang Najwa Shihab Host di acara “Mata Najwa” mengakui dan kewalahan meladeni Ahok, sampai akhirnya Najwa bertanya “Pak Ahok kalau ngomong, mikir dulu atau ngomong dulu ?” Suasana jadi ikut terbawa menjadi Sersan (Serius tapi santai).

Artinya apa, tingkat kecerdasan berpikirnya cepat sehingga apa yang ditanyakan narasumber “belum selesai pertanyaannya” sudah cepat dicerna dengan baik.

Ada pihak yang menganggap Ahok tidak sopan, tidak beretika dan bicara kasar, itu semua plesetan yang dimanfaatkan untuk menjatuhkan Ahok.

Padahal sesungguhnya apa yang dilakukan Ahok merupakan luapan kemarahan terhadap para pejabat koruptor, oknum DPRD, penjahat dan lain sebagainya. Apa yang ditunjukkan Ahok adalah contoh bagaimana kita diajarkan untuk tidak takut, siap memerangi dan berantas prilaku-prilaku seperti itu. Jadi bukan sebaliknya kita bicara manis, lembut, sopan dan sebagainya ternyata penjahat juga.

Apakah kita pernah melihat Emak menantang pihak yang kontra padanya ? Jangan tanya sudah berapa banyak pihak yang kontra terhadap Ahok yang justru ditantang balik.

Bagaimana sikap Walikota Surabaya Tri Risma (Emak) terhadap Papasaji ? Papasaji mungkin dianggap sebagai sahabat dan tempat curhatan hati sehingga apa-apa yang ditanyakan Papasaji tersebut dianggap benar, padahal Emak tidak sadar dengan pertanyaan-pertanyaan papasaji sambung-menyambung membentuk jebakkan yang dapat mempengaruhi jawaban atau pernyataan yang tidak singkron.

Akibat menerima informasi yang tidak jelas dan tidak mampu memahami secara substansi pernyataan Ahok, terutama pernyataan Ahok soal membandingkan Surabaya dengan Jakarta Selatan sehingga tidak nyambung,  seperti contoh dibawah :

“Wali Kota Risma: Kalau Orang Surabaya Marah Bisa Gawat, Kami Salah Apa Sama Pak Ahok”. (sumber :tribunnews.com)

Pernyataannya cenderung provokatif terhadap warga Surabaya, dengan mimik wajah yang sedih, marah dan Suasana ikut mendung menjadi haru-biru menderu terbawa perasaan. Kebiasaan itu beberapa kali pernah ditunjukkannya, tentu yang tidak terlupakan kasus perseteruan dengan DPRD Surabaya terutama dengan sesama kader partai PDIP Wisnu Sakti Buana yang menghebohkan sampai mengadu ke DPR RI di senayan menemui Priyo Budi Santoso (kader Golkar). Lebih elok mestinya menemui Fraksi PDIP tempat naungan partainya.  

Apa sanggahan Ahok ? di sini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline