Lihat ke Halaman Asli

PDIP Milih Risma sebagai Cagub DKI, Loyalitas Djarot Sungguh Memilukan

Diperbarui: 6 Agustus 2016   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: bataranews.com/masinton pasaribu, gallery4share.com/ilustrasi kambing - edited by wara katumba

Tiba-tiba banyak pihak yang muncul menyuarakan mendukung Tri Risma (Walikota Surabaya) sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta. Siapakah pihak-pihak tersebut ? apakah digerakkan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) atau hanya simpatisan PDIP ?

Jika benar maka posisi Bung Djarot ada dimana ? jawabannya, “Petugas Partai” hanya bisa pasrah dengan keputusan Partai.

 Tidak perlu diragukan lagi, seratus persen kesetiaan dan loyalitas Bung Djarot terhadap partai PDIP seperti contoh menolak pinangan Ahok sebagai Calon wakil Gubernur DKI Jakarta lewat jalur independen walaupun sebagian pihak menganggap pasti terpilih.

Kader terbaik yang sangat penurut terhadap partai, lebih senior dibandingkan Risma, jabatan publik pernah diraih dua periode berturut-turut sebagai kepala daerah Kota Blitar serta beberapa penghargaan pernah diraih selama menjabat, di tingkat nasional sebagai pengurus DPP PDIP bidang organisasi dan keanggotaan serta masih menjabat sebagai wakil Gubernur DKI Jakarta sampai sekarang.

Jadi jika dinilai antara Bung Djarot dengan Risma di internal partai PDIP masih lebih baik Bung Djarot dari berbagai sisi, soal prestasi Bung Djarot tidak kalah berprestasi daripada Risma, contoh terbukti dari sekian ribu kader PDIP hanya Bung Djarot yang dipilih Ahok sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta waktu itu. Artinya, dimata Ahok hanya Bung Djarot yang terbaik.

Kita tahu bahwa PDIP dalam pengkaderannya berjenjang sehingga tidak lompat sana sini apalagi melangkahi sesama kader. Melihat sisi pengkaderan berjenjang dari partai PDIP maka peluang Bung Djarot untuk diusung sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta sangat besar sekali.

Namun pada akhirnya, jika PDIP mencalonkan Risma maka posisi Bung Djarot sebagai Wakil Gubernur DKI aktif dilangkahi, lebih tragis lagi Risma dicalonkan di daerah yang dipimpin Bung Djarot yang sama-sama satu partai.

Jadi,dinilai dari jenjang pengkaderan tentu sangat tidak elok dan etis atau mengambil pernyataan beberapa kader PDIP saat mengomentari Ahok “Ahok tidak beretika dan sopan santun”, Jadi, atas kelakuan Partai terhadap Bung Djarot pantas disemat “Partai tidak beretika dan sopan santun”.

Apakah sikap partai akan menyamai kader-kader PDIP yang memiliki sikap pragmatis dan sombong terbawa dengan ego masing-masing seperti contoh saat Ahok ingin menggandeng Djarot sebagai calon wakil Gubernur akhirnya batal, kemudian bertubi-tubi para kader menuding Ahok tidak sopan dan tidak beretika, dianggap melakukan deparpolisasi dan lain sebagainya.

Contoh terbaru dari pernyataan kader terbaik PDIP Masinton P “Meski kambing dibedaki sekalipun, kami usung pasti menang. Apalagi lawannya cuma Ahok”. Bahasa politik yang terucap dari mulut Masinton sangat menggelikan dan tentu bermanfaat untuk cerita dongeng anak-anak menjelang tidur.

Lidah Masinton keseleo sehingga salah mengucap, sesungguhnya dalam hati kecilnya dia ingin memuji Ahok dengan menyatakan “Ahok pasti menang, Ahok dipasangkan dengan siapapun pasti menang walaupun dipasangkan dengan kambing”, Mungkin jika menyatakan seperti itu, dia khawatir di labrak pemilik partainya, akhirnya terpleset.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline